Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negara Gagal

4 September 2022   14:59 Diperbarui: 4 September 2022   15:06 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Gagal
Mulutnya, rongga yang runtuh, terbakar oleh kenaikan BBM
lebih dulu, sejak merdeka. Aku bisa melihat kedalaman api,
lidah menipis menjadi abu dan jelaga.
Di sini ibuku menyimpan apa yang dilarang untuk ditanyakan:
putrinya, suaminya,eyang dan segala musim di halaman belakang.
Dia hanya mendengarkan dengan senyum berapi-api
dan meremas pergelangan
tanganku ketika jari-jariku memainkan korek api.

Kemudian ruangan yang dibangun paling indah,
paru-parunya, akan terbakar untuk terus menyala selama berjam-
jam, berhari-hari, berbulan-bulan sampai 77 tahun.
Aku telah tinggal di sini selama berabad-abad,
di negara yang gelap dan berselaput kebodohan ini,
dan baru sekarang saya menyaksikan
balok-balok runtuh, lengkungan tulang punggungnya patah,
dan semua penyangga yang menopangnya
hingga titik ini runtuh, musnah, dan hancur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun