Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Ontologi Esensial dan Eksistensial?

18 Agustus 2022   00:37 Diperbarui: 18 Agustus 2022   00:43 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, proposisi kunci Sartre tentang prioritas keberadaan di atas esensi [pernyataan Sartre "eksistensi mendahului esensi"] membenarkan penggunaan nama "eksistensialisme" sebagai judul yang tepat untuk filosofi semacam itu. Tetapi prinsip dasar "eksistensialisme" tidak memiliki kesamaan dengan klaim dalam Being and Time ["esensi' Dasein berada dalam keberadaannya"] terlepas dari fakta   dalam Being and Time belum ada klaim tentangnya. Hubungan esensi dan eksistensi dapat diungkapkan, karena masih ada pertanyaan untuk mempersiapkan sesuatu yang mendahului. (Heidegger, Surat tentang Humanisme )

Oleh karena itu, 'ontologi eksistensial' tidak berlaku untuk pemikirannya, karena berfokus pada pertanyaan Keberadaan itu sendiri, yang seharusnya mendahului ontologi dan konsep keberadaan kita. Ontologi eksistensial Heidegger berurusan dengan 'perbedaan ontologis', yaitu perbedaan antara makhluk yang ada sebagai meja dan makhluk eksistensial seperti yang dialami oleh orang yang hidup.

Tabel memiliki esensi, seperti dalam ide/konsep, dan jika tabel yang ada, itu  ada (saat ini). Eksistensialisme esensial berkaitan dengan interpretasi esensi, konsep, dan ide dan bagaimana transit atau berpartisipasi dalam aktualitas dan eksistensi. Keberadaan (berpengalaman) eksistensial seseorang tidak begitu sederhana. Bahkan penamaan konsep adalah asumsi tentang maknanya, yang menurut Heidegger tidak dapat dengan mudah didefinisikan, jika sama sekali.**

Citasi:

Haidegger, Martin,. Being and Time, translated by J. Macquarrie and E. Robinson. Oxford: Basil Blackwell, 1962 (first published in 1927). 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun