"Kebenaran pengalaman selalu mengandung referensi pengalaman baru. Dalam pengertian ini, orang yang kita sebut berpengalaman bukan hanya seseorang yang telah menjadi orang yang melalui pengalaman, tetapi  seseorang yang terbuka terhadap pengalaman baru. Kesempurnaan pengalamannya, wujud kesempurnaan dari yang kita sebut berpengalaman, tidak terdiri dari menjadi seseorang yang sudah mengetahui segalanya, dan yang mengetahui segalanya lebih dari orang lain. Sebaliknya, orang yang berpengalaman selalu yang paling radikal non-dogmatis, yang justru karena dia telah memiliki begitu banyak pengalaman dan telah belajar dari begitu banyak pengalaman, secara khusus mampu mengalami kembali danbelajar dari mereka. Dialektika pengalaman memiliki penyempurnaannya sendiri bukan dalam pengetahuan yang konklusif, tetapi dalam keterbukaan terhadap pengalaman yang dijalankan oleh pengalaman itu sendiri.
Citasi:
Gadamer, Hans-Georg, 1960 [1996], Wahrheit und Methode. Grundzge einer philosophischen Hermeneutik, Tbingen: Mohr Siebeck; in collected works: 1986/corrected version 1990, Gesammelte Werke, Volume 1, Tbingen: Mohr Siebeck. Translated as Truth and Method, second rvsd. ed., trans. and rvsd by Joel Weinsheimer and Donald G. Marshall, New York, Continuum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H