Gadamer lebih menyukai pembahasan tentang penerjemah karena ia tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi pada mitra dialog di atas dan di atas keinginan atau praktik ilmiah.Â
Artinya, "pertanyaan tentang ketidakmampuan berdialog lebih mengacu pada terbukanya satu sama lain dan sebaliknya sehingga utas pembicaraan dapat bolak-balik dari satu ke yang lain" (Gadamer, 2006, hal. 204). Dialog adalah media istimewa bagi Gadamer untuk menciptakan pemikiran filosofis dan berfokus pada dinamisme yang dihasilkan secara spontan di antara mitra dialog.***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!