Dan sama tidak masuk akalnya untuk menganggap sebagai kerugian dan sebagai cacat pemikiran kebutuhan yang menghubungkannya dengan kata. Kami biasanya percaya, memang benar, Â yang tertinggi adalah yang tak terlukiskan. Tapi ini adalah pendapat yang dangkal dan tidak berdasar; karena, pada kenyataannya, yang tak terlukiskan adalah pemikiran yang kabur, pemikiran dalam keadaan fermentasi, yang hanya menjadi jelas ketika menemukan kata itu. Demikianlah kata itu memberikan pemikiran tentang keberadaannya yang paling tinggi dan paling benar. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H