Apa Itu Semiotika? (2)
Semiotika adalah studi tentang tanda, bagaimana kita menggunakan tanda untuk menciptakan makna, dan bagaimana mereka mendapatkan makna dari budaya. Bagaimana konsep dan pengetahuan dari semiotika dapat digunakan untuk menganalisis teks dan ekspresi budaya lainnya?
Analisis semiotik adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap tanda atau sumber semiotik. Pertanyaan penting adalah: Apa jenis makna yang mereka ungkapkan, dan bagaimana mereka mengungkapkan makna ini? Di sini kita akan melihat bagaimana Anda dapat melanjutkan analisis karakter seperti itu, dengan analisis gambar.
Semiotika adalah teori komunikasi, interpretasi, dan literasi. Semiotika mengeksplorasi bagaimana manusia menggunakan dan menafsirkan tanda dan simbol untuk berkomunikasi, belajar, dan mengembangkan pengetahuan.Â
Semiotika adalah studi tentang pemikiran simbolik; itu mengeksplorasi bagaimana manusia menggunakan dan menafsirkan tanda dan simbol untuk berkomunikasi, belajar, dan mengembangkan pengetahuan. Semiotika menganggap ucapan dan tulisan adalah sistem kode; Â sistem linguistik dan suara, jaringan hubungan yang dibangun. Dari perspektif semiotika, menulis atau berbicara adalah tindakan penandaan
Semiotika, studi semiotik, atau semiologi, adalah studi tentang tanda dan simbol, baik secara individu maupun dikelompokkan ke dalam sistem tanda. Ini mencakup studi tentang bagaimana makna dibangun dan dipahami.
Disiplin ini sering dipandang memiliki dimensi antropologis yang penting. Namun, beberapa ahli semiotika fokus pada dimensi logis sains. Mereka memeriksa area yang juga termasuk dalam ilmu alam  seperti bagaimana organisme membuat prediksi tentang, dan beradaptasi dengan, ceruk semiotik mereka di dunia (dikenal sebagai semiosis). Secara umum, teori semiotik mengambil tanda atau sistem tanda sebagai objek studinya: Komunikasi informasi dalam organisme hidup tercakup dalam biosemiotik atau zoosemiosis.
Pada buku teks logika abad ke-12 dan awal abad ke-13, konsep tanda belum memainkan peran penting. 'Tanda' dalam pengertian teknisnya diambil sebagai nama dari apa yang disebut istilah-istilah sinkategorematik (misalnya, omnis [setiap], nullus [no] sebagai signa universalia atau tanda-tanda universal, quidam [a tertentu], aliquis [beberapa] sebagai signa partikularia atau tanda-tanda tertentu).
Sejalan dengan teks Peri Hermeneias karya Aristoteles dan terjemahannya oleh Boethius, hanya kata-kata tertulis dan lisan yang dikatakan menandakan. Konsep-konsep mental (passiones animae, intelektus, conceptus) dilihat sebagai kemiripan (similitudines) daripada sebagai tanda-tanda sesuatu.Â
Sekali lagi, ini adalah pertengahan abad ke-13 di mana terjadi perubahan konseptual yang, meskipun pada awalnya mungkin tampak seperti masalah nuansa, ternyata menjadi salah satu titik paling penting dalam sejarah semiotika: konsep mental. - tanpa pada awalnya kehilangan statusnya sebagai benda-benda - mulai dicirikan sebagai tanda-tanda benda (signa rerum).Â