Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lahirnya Ontologi sebagai Pemisahan Pengetahuan dan Kepentingan

29 Mei 2022   21:31 Diperbarui: 29 Mei 2022   21:57 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi terakhir

Dari minat para filsuf untuk mengetahui bagaimana subjek memandang realitas dan bagaimana mereka mengetahuinya dan bagaimana persepsi, yang dihasilkan oleh indra, memberikan informasi pertama yang tidak selalu benar, asal usul Filsafat dan, dengan demikian, asal usul Alam menjadi objek pertama refleksi manusia dan, dari refleksi ini, kontribusi pertama dari asal-usul dan penyebab fenomena muncul.

Refleksi pertama ini menetapkan dasar untuk menjelaskan, secara rasional, asal usul Dunia dan Kehidupan; Selanjutnya muncul kekhawatiran para filosof untuk mengetahui apa itu pengetahuan, apa dasarnya dan apa bentuk dan esensinya, sehingga pemikiran fisik mulai diubah oleh pemikiran abstrak dan diskusi tentang Wujud juga muncul.

Dalam cerita ini, pemikiran memperoleh karakter dialektis dengan Parmenides dan hubungan antara realitas dan akal didirikan dan pemikiran manusia mulai memperoleh relevansi yang lebih besar, akal memperoleh kekuatan sebagai jalan menuju pengetahuan; juga mulai perbedaan antara pengetahuan yang masuk akal, yang disediakan oleh indera, dan pengetahuan yang dapat dipahami yang disediakan oleh akal.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan,   pendekatan utama para filsuf tentang Epistemologi, sebagai risalah teoretis tentang berbagai bentuk atau mode apropriasi realitas, berfungsi sebagai dasar bagi para filsuf di masa lain untuk menetapkan Epistemologi sebagai bagian dari Filsafat. kondisi di mana penjelasan pengetahuan dilakukan.

Citasi:

  1. Hegel's Ontology and the Theory of Historicity, By Herbert Marcuse., Translated by Seyla Benhabib;
  2. Kahn, C. H., 1960, Anaximander and the Origins of Greek Cosmology, New York: Columbia University Press; reprint Indianapolis: Hackett, 1994.
  3. Laks, Andre and Glenn W. Most, 2016, Early Greek Philosophy, vol. 3, Cambridge, Mass.: Harvard University Press.
  4. Mansfeld, Jaap, 1990, Studies in the Historiography of Greek Philosophy, Assen: Van Gorcum.
  5. Paul Ricoeur, Being, Essence and Substance in Plato and Aristotle, David Pellauer and John Starkey (trs.), Polity, 2013.
  6. Robinson, T. M., 1987, Heraclitus, Toronto: University of Toronto Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun