Apa Itu Ideologi?
Apa itu ideologi? Istilah ini kemungkinan diciptakan oleh pemikir Prancis Claude Destutt de Tracy pada pergantian abad kesembilan belas, dalam studinya tentang Pencerahan.Â
Bagi De Tracy, ideologi adalah ilmu tentang ide-ide dan asal-usulnya. Ideologi memahami ide-ide untuk dikeluarkan, bukan secara sembarangan dari pikiran atau kesadaran, tetapi sebagai hasil dari kekuatan-kekuatan dalam lingkungan material yang membentuk apa yang orang pikirkan.Â
De Tracy percaya pandangannya tentang ideologi dapat digunakan untuk tujuan politik progresif, karena memahami sumber gagasan dapat memungkinkan upaya atas nama kemajuan manusia.
Ideologi adalah ide-ide yang tujuannya bukan epistemik, melainkan politis. Dengan demikian ideologi ada untuk menegaskan sudut pandang politik tertentu, melayani kepentingan orang-orang tertentu, atau untuk melakukan peran fungsional dalam kaitannya dengan institusi sosial, ekonomi, politik dan hukum.
Konsep dan Kata Ideology, French Ideologie, gerakan filosofis Prancis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 yang mereduksi masalah epistemologis (mengenai sifat atau dasar pengetahuan) menjadi masalah psikologi (seperti dalam karya tienne Condillac), sebelum berlanjut ke masalah etika dan politik .Â
Ideolog, dengan analisis ide, memandang elemen sensorik sederhana dari sensasionalisme Condillac sebagai pembangkit, dengan komposisi yang berurutan, totalitas sentimen psikis dan spiritual dan, akhirnya, sentimen sosial, moral, dan politik juga. Dinamakan oleh Destutt de Tracy, gerakan ini memiliki anggota aktif Marquis de Condorcet, Maine de Biran, dan Pierre-Jean-Georges Cabanis.
 Ideologi dewasa ini pada umumnya diartikan bukan sebagai ilmu tentang ide-ide, tetapi ide-ide itu sendiri, dan terlebih lagi ide-ide dari jenis tertentu. Ideologi adalah ide-ide yang tujuannya bukan epistemik, melainkan politis.Â
Dengan demikian ideologi ada untuk menegaskan pandangan politik tertentu, melayani kepentingan orang-orang tertentu, atau untuk melakukan peran fungsional dalam kaitannya dengan institusi sosial, ekonomi, politik dan hukum.Â
Daniel Bell (1960) menjuluki ideologi sebagai 'sistem keyakinan yang berorientasi pada tindakan', dan fakta  ideologi berorientasi pada tindakan menunjukkan perannya bukan untuk membuat realitas menjadi transparan, tetapi untuk memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan hal-hal tertentu.
Peran seperti itu mungkin melibatkan proses pembenaran yang membutuhkan pengaburan realitas. Namun demikian, Bell dan sosiolog liberal lainnya tidak menganggap adanya hubungan khusus antara ideologi dan status quo; beberapa ideologi melayani status quo, yang lain menyerukan reformasi atau penggulingannya.