Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siddhartha Gautama dan Hari Raya Waisak

15 Mei 2022   21:23 Diperbarui: 16 Mei 2022   08:20 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buddha pada poin ini mencerminkan transisi dari pandangan tindakan ritualistik sebelumnya ke pandangan yang membawa tindakan dalam lingkup etika. Karena ketika tindakan dilihat sebagai subjek penilaian moral maka niat menjadi relevan. Seseorang tidak, misalnya, melakukan tindakan tercela secara moral dengan berbicara menghina seorang penatua hanya dengan membuat suara yang mendekati pengucapan kata-kata kotor di hadapan seorang penatua; burung beo dan anak-anak pralinguistik dapat melakukan banyak hal.

Yang penting untuk penilaian moral adalah keadaan mental (jika ada) yang menghasilkan perubahan fisik, verbal atau mental. Dan terjadinya kondisi-kondisi mental inilah yang dikatakan menyebabkan terjadinya pengalaman-pengalaman hedonis baik, buruk, dan netral. Lebih khusus, itu adalah terjadinya tiga kondisi mental 'kotor' yang menghasilkan buah karma. Tiga kekotoran batin (klesa) adalah keinginan, kebencian dan ketidaktahuan. Dan kita diberitahu secara khusus; tindakan yang dilakukan oleh agen yang di dalamnya ketiga kekotoran batin telah dihancurkan tidak memiliki konsekuensi karma; agen seperti itu mengalami kelahiran terakhir mereka...

bersambung.......

Citasi:buku teks_pdf.

  1. Analayo, Bhikkhu. 2018. Rebirth in Early Buddhism and Current research, Cambridge, MA: Wisdom.
  2. Gowans, Christopher, 2003. Philosophy of the Buddha, London: Routledge.
  3. Rahula, Walpola, 1967. What the Buddha Taught, 2nd ed., London: Unwin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun