Humor post-modern bertujuan  melunakkan struktur yang kaku dan membatasi, sedemikian rupa sehingga menginvestasikan bahkan sektor-sektor yang paling tidak spesifik untuknya, seperti politik atau seni. Lipovetsky membandingkan kediktatoran humor ini dengan hilangnya kekerasan biadab masyarakat primitif. Filsuf menjelaskan pelunakan adat-istiadat dari mana Barat telah diuntungkan sejak abad ke-18 dengan pembalikan hubungan manusia dengan komunitas, karena hanya masyarakat individualistis yang memungkinkan kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Namun, setelah menjadi larangan utama masyarakat post-modern, kekerasan mengalami peningkatan yang ekstrem pada saat yang sama dimonopoli oleh minoritas yang membentuk kelompok pinggiran.
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H