Dari eksperimen ini muncul fenomena-fenomena baru yang harus diamati, dan seterusnya. Penalaran eksperimental justru kebalikan dari penalaran skolastik. Skolastisisme selalu menginginkan titik tolak yang pasti dan tidak diragukan lagi, dan tidak dapat menemukan atau hal-hal eksternal, atau secara nalar, mengambil sumber apa pun yang tidak rasional; sebagai wahyu, tradisi atau otoritas konvensional atau sewenang-wenang.
Eksperimen, sebaliknya, tidak pernah mengakui titik awal yang tidak dapat diubah; prinsipnya adalah postulat, yang secara logis mengikuti semua konsekuensi, tetapi tidak pernah menganggapnya sebagai eksperimen serangan mutlak dan luar.
Citasi:
  Bernard C. Introduction to the Study of Experimental Medicine. Review: Barcelona.2005.
  Garca B. Introduction to the Study of Experimental Medicine of Claude Bernard. Review: Barcelona. 2005.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI