Bagi Noam Chomsky, "pengetahuan tentang suatu bahasa melibatkan kemampuan untuk mengaitkan pada rangkaian kalimat yang tak terbatas struktur yang dangkal dan struktur yang dalam, untuk menghubungkan struktur-struktur ini dengan benar dan untuk memberikan interpretasi semantik dan interpretasi fonetik ke yang dangkal dan terkait secara mendalam" (Bahasa dan Pikiran). Oleh karena itu, mengetahui suatu bahasa bermuara pada memiliki tata bahasa yang menghasilkan rangkaian struktur dalam potensial yang tak terbatas, yang kemudian dapat ditafsirkan secara semantik atau fonetis.
Dua interpretasi inilah yang membedakan bahasa yang berbeda, bahasa yang sudah diatur sebelumnya dalam struktur saraf otak sebelum lingkungan datang untuk memahat kontur jaringan ini ke dalam bahasa tertentu. Dari tahun 1990-an, Noam Chomsky mengembangkan tesis ini dengan memusatkan perhatian pada plastisitas neuronal yang menghasilkan sejumlah besar konsep, yang kemudian dikaitkan dengan suara oleh otak. Dalam teori baru ini, aturan tata bahasa tidak diciptakan oleh kemampuan bahasa bawaan otak, mereka hanya efek samping dari fungsi bahasa.
Citgasi:Chomsky's Universal Grammar: An Introduction, 3rd Edition,Vivian J. Cook, Mark Newson
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H