Dia  mendeteksinya dalam teori Kantian tentang benda dalam dirinya sendiri, yang membedakan antara esensi benda dan penampilannya.Â
Sekarang, dunia benda itu sendiri adalah fiksi, karena satu-satunya dunia yang ada adalah dunia yang tampak oleh indra kita. Ini tidak berbohong; sebaliknya, mereka mengirimkan kepada individu dimensi realitas yang berkembang secara mendalam.Â
Indera penciuman, misalnya, merupakan instrumen pengamatan dengan ketelitian yang tidak ada padanannya di antara instrumen ilmiah.
Jadi, dengan mendiskreditkan indera sebagai sumber fundamental kesalahan manusia, para filsuf membalikkan nilai-nilai sejati. Nietzsche menuduh mereka dalam melakukan hal itu membingungkan "hal-hal terakhir dengan hal-hal pertama.Â
Mereka menempatkan di awal apa yang datang di akhir, konsepsi tertinggi, yaitu konsepsi yang paling umum dan kosong" (Jawa Ngesti Suwung Wenganing Bumi (Suasana Hening Membuka Bumi) atau Rasa Suwung Wenganing Bumi (Rasa Ikhlas Membuka Bumi). Kritik ini  ditujukan kepada berhala lain.Â
Doktrin ini  memiliki titik tolak devaluasi dunia nyata, yang memelihara harapan menghibur di surga yang akan datang. Yang lebih mendasar adalah moralitas yang dikutuk Nietzsche: dia melihat di dalamnya metafisika penderitaan yang tidak sesuai dengan kehidupan otentik dan perkembangan kemanusiaan.
Senja berhala memungkinkan kembalinya kehidupan. Nietzsche menyimpulkan dari program ini filsuf sejati dalam mencari kebijaksanaan.Â
Pertama-tama ia harus membebaskan dirinya dari doktrin-doktrin moral yang telah menghalanginya untuk hidup dengan mengotori pikirannya.Â
Dia kemudian harus mengenali dan merangkul nilai penting seni untuk eksistensi: seni mengungkapkan dimensi tragis kehidupan dengan memproyeksikan keindahan ke benda-benda, satu-satunya obat untuk racun yang disebarkan oleh doktrin berhala yang sakit-sakitan.
Namun, jika sang filsuf tidak dapat, seperti mereka, menahan diri untuk tidak mendevaluasi kehidupan, maka Nietzsche menyarankan agar dia bunuh diri: "Inilah beberapa nasihat untuk para pesimis. Kita tidak memiliki sarana yang dapat mencegah kita dilahirkan: tetapi kita dapat memperbaiki kesalahan ini. Fakta menekan diri sendiri adalah tindakan yang diperkirakan di antara semua telah membebaskan hidup dari keberatan".Â
Mereka adalah orang-orang hebat dan jenius yang diberikan oleh senja para idola sebagai model kehidupan yang penuh dengan kesehatan, kekuatan, dan energi.Â