Bagi Levinas, melihat wajah orang lain membangkitkan perasaan tanggung jawab yang kuat pada subjek. Oleh karena itu, pengamatan ini secara spontan memiliki muatan etis, sejauh kemiskinan wajah menimbulkan kewajiban. Misalnya, kebutuhan yang tinggi untuk berbicara di hadapan orang lain akan menandakan, pada tingkat simbolis, penerimaan tanggung jawab lawan bicara. Oleh karena itu, pengalaman wajah akan memperluas kepada setiap pria kewajiban tanggung jawab yang secara alami dirasakan manusia terhadap orang yang dicintainya. Seluruh hubungannya dengan dunia berasal dari pengalaman mendasar ini; inilah mengapa Levinas menganggap etika sebagai titik awal filsafat yang diperlukan.
Akibatnya, moralitas tidak harus dipahami sebagai kontrol sensibilitas oleh akal, tetapi sebagai suatu peristiwa, bahkan trauma sensibilitas itu sendiri. Tanggung jawab terhadap orang lain yang memaksakan dirinya sebelum keputusan bebas apa pun, itu menyandera subjek, terlepas dari upayanya untuk secara rasional membenarkan penolakannya untuk terlibat. Mewujudkan hukum moral dalam sosok orang lain, etika ini mendefinisikan subjek sekaligus merampas kedaulatan dan kebebasannya. "Tanggung jawab, menurut Levinas, adalah apa yang secara eksklusif menjadi tanggung jawab saya dan secara manusiawi, saya tidak dapat menolaknya. Tuduhan ini adalah martabat tertinggi dari yang unik. Begitulah identitas saya yang tidak dapat dicabut sebagai subjek" (Ethique et infini). Disamakan dengan tuntutan akan kekudusan, tuntutan akan tanggung jawab ini merupakan etika yang tak terbatas.
Citasi/Kepustakaan:
- Emmanuel Levinas, Ethics and Infinity, Duquesne University Press (1985),. Randy Valenzuela, teks bentuk pdf
- The Levinas Reader, Emmanuel Levinas, Edited By Sean Hand,First published 1989, Basil Blackwell Ltd 108 Cowley Road , Oxford , OX4 lJF. berbentuk ebook;
- Dialogue with Emmanuel Levinas, di Face to Face with Levinas, diedit oleh Richard A. Cohen, Universitas Negeri New York Press
- Â Levinas, Emmanuel. 1979. Totality and Infinity: An Essay on Exteriority, translated by Alphonso Lingis.
- Â Levinas Emmanuel. 1985. Ethics and Infinity. Trans. Richard A. Cohen. Pittsburgh: Duquesne University Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H