Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu "Great Refusal"?

9 Januari 2022   17:36 Diperbarui: 9 Januari 2022   17:53 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Itu Great  Refusal? dan Jawaban Herbert Marcuse

Herbert Marcuse memeriksa kondisi subyektif dan material dari perubahan sosial radikal dan mengembangkan Penolakan Besar, sebuah konsep radikal dari protes terhadap apa yang ada. 

Para editor dan kontributor untuk volume baru yang menarik "The Great Refusal" memberikan analisis gerakan sosial kontemporer di seluruh dunia dengan referensi khusus pada konsep revolusioner Marcuse. Buku ini juga melibatkan-dan menempatkan Marcuse dalam dialog kritis dengan para ahli teori utama termasuk Slavoj Zizek dan Michel Foucault, dan seterusnya.  

Tulisan di Kompasiana ini akan membahas salah satu sisi kritik Teknologi, dan kemungkinan  Penolakan Besar-besaran [GREAT  REFUSAL] pada sistem Kapitalisme dan alienasi manusia. 

Teks tulisan di Kompasiana ini mengambil ide dasar pada buku seperti Eros and Civilization dan One Dimensional Man, karya Herbert Marcuse memberikan kritik yang kuat terhadap masyarakat industri modern dan jalan menuju kolektif pembebasan. Karyanya sebagian besar dipengaruhi oleh Friedrich Hegel, Karl Marx, dan Sigmund Freud, dan diadopsi oleh bagian dari Kiri Baru dan Kontrakultur tahun 1960-an, yang merasa, pada umumnya,  ia mengartikulasikan apa yang mereka rasakan. Popularitas Marcuse mungkin  menurun setelah "Enam Puluhan," tetapi itu tidak mengurangi relevansi pemikirannya, kontribusi proyek filosofisnya. Marcuse bersikeras  filosofi. 

Pembebasan yang dibangun dalam pemikiran dialektis dan teori kritis harus berubah dengan  kondisi yang ada. Dengan demikian, makalah ini akan menjadi eksegesis dari konsep Marcusean tentang pembebasan, dominasi, dan Penolakan Besar, dan juga mencoba untuk menjelaskan beberapa dari Konsep Marcusean yang telah mempertahankan relevansinya sampai hari ini; 

Marcuse percaya   ada "tren tersembunyi dalam psikoanalisis" yang mengungkapkan aspek sifat manusia yang menentang, atau menolak, dominasi tenaga kerja dan naluriah penolakan. Dalam konteks proyek Marcuse, itu akan menjadi penolakan alami dari prinsip kinerja. 

Yang pasti, Marcuse menganggap ini sebagai bagian dari Eros (hidup kita), dorongan yang menegaskan), dan sebagai oposisi biologis terhadap represi berlebih  aitu, represi di atas tingkat yang diperlukan bagi peradaban untuk eksis. Dia berpendapat  teori drive Freud mengungkapkan  kita, sebagian, secara naluriah berjuang untuk suatu kondisi di mana kebebasan dan kebahagiaan menyatukan masyarakat di mana kita dapat mencapai kepuasan libido. 

Marcuse, teori penggerak Freud "menjunjung tinggi aspirasi tabu kemanusiaan: klaim" untuk sebuah negara di mana kebebasan dan kebutuhan bertepatan."  Dalam masyarakat seperti itu, konflik antara individu dan dunia luar akan berkurang ju

stru karena keduanya menginginkan hal yang sama kepuasan manusia. Marcuse menyebut ini sebagai "pengamanan" adanya." Jenis masyarakat ini tentu akan terstruktur di sekitar logika kepuasan sejauh memungkinkan "permainan bebas dari fakultas manusia." 

Marcuse menyebut karakteristik Eros yang sebagian besar belum dimanfaatkan ini sebagai Penolakan Besar-besaran [GREAT  REFUSAL]; Seperti yang dinyatakan Marcuse dalam prasasti [lihat gambar tulisan ini],  nolakan Besar-besaran [GREAT  REFUSAL];memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara, dan kami akan membahas bidang-bidang oposisi di bawah ini, tetapi, setidaknya pada awalnya, perlu untuk dideskripsikan secara umum. 

Marcuse awalnya mendefinisikannya sebagai "penolakan untuk memainkan" permainan orang kaya," tetapi kami menemukan deskripsi itu kurang karena bahkan "orang kaya" tidak benar-benar gratis. Marcuse menguraikan dengan menggambarkan Penolakan Besar sebagai "pertahanan" hidup," yaitu "penolakan untuk berbicara dalam bahasa kemakmuran yang mati, untuk memakai pakaian yang bersih pakaian, menikmati gadget kemakmuran, menempuh pendidikan untuk kemakmuran." 

Dan bergerak dari kata benda konkret ("kekayaan") ke kata benda abstrak ("kekayaan") Marcuse memperluas gagasan penolakan untuk menargetkan tidak hanya individu, tetapi seluruh tingkat lanjut sistem industri. Yang pasti, Marcuse berpendapat  urusan negara kita saat ini muncul sebagaitak terhindarkan dan sepenuhnya rasional, "sampai pada titik di mana bahkan protes individu terpengaruh pada akarnya. 

Penolakan intelektual dan emosional 'untuk ikut' tampak neurotik dan impoten." Memang, kita harus ingat  Marcuse, sebagai seorang pemikir dialektis, menuntut kita membedakan antara keberadaan (penampilan, "adalah") dan esensi (kenyataan, "bisa"). Artinya, kita harus memperhatikan potensi-potensi. Tetapi bisakah kita menolak-nya? 

Marcus menulis:

Hari ini, dalam perang yang makmur dan negara kesejahteraan, kualitas manusia  keberadaan yang tenang tampak asosial dan tidak patriotik  kualitas seperti penolakan terhadap segala ketangguhan, kebersamaan, dan kebrutalan; pembangkangan terhadap tirani mayoritas; profesi ketakutan dan kelemahan (reaksi paling rasional untuk ini masyarakat!); kecerdasan sensitif yang muak dengan apa yang sedang dilakukan; itu komitmen terhadap tindakan protes dan penolakan yang lemah dan diolok-olok. Ini ekspresi kemanusiaan juga akan dirusak oleh kompromi yang diperlukan  oleh perlu menutupi diri, untuk mampu menipu para penipu, dan untuk hidup dan berpikir terlepas dari mereka.

Marcuse menggambarkannya sebagai "hanya kesempatan," dan kemungkinannya tidak bagus. Dalam pandangan Marcuse, keberadaan segala jenis individu dan kolektif  Penolakan Besar-besaran [GREAT  REFUSAL] mengandaikan perubahan radikal dalam kesadaran yang berarti penolakan terhadap kebutuhan palsu yang membuat kita terikat pada sistem industri maju. 

Sederhananya, ini akan berarti cara yang berbeda untuk memahami dan mengalami dunia (internal dan eksternal). Marcuse menyebut ini sebagai Sensibilitas Baru  perpaduan antara intelek dan akal;

Pemikiran Marcuse tidak lepas dari Sejarah Barat dimana mengandalkan dalil berpikri   Kritik; misal Modern dari Dukun ke Dokter; Masuk Akal dan ada Pembuktiannya [karena ada relasi kuasa_ Foucult];_ Subjektif Reflektif ; Seolah-olah pemikrian lama dianggap salah, tapi kritik ada keinginan untuk membuat idiologi baru [di kritik ada idiologi tertentu, misalnya Marx, Comte];_ Subjektivitas Kritis; dan  Kesadaran Sejarah Barat diasumsikan Linier_ padahal tidak [padahal bakat manusia macam-macam bukan diseragamkan;

Munculnya tradisi ini   adalah wujud sikap : [1] Penolakan/Kritik pada narasi tunggal; [2] Semua kebenarn terikat pada konstruksi sosial, nauman dalam fakta  berbeda-beda [ada horizon berbeda]; sehingga melahirkan individu yang menguat [keunikan sendiri-sendiri/ decentered self; akibatnya terjadi tabrakan/benturan antar idenitas; dan semua realiatas dibentuk oleh Media/ Dunia Maya/berbasis teknologi;

Pemikiran Marcuse wujud generasi Teori Kritis atau Frankfurt School of critical theory dipengaruhi oleh: kritik pada Kesadaran Pasif/Magis, realitas diterima Takdir; atau akibat Candu Masyarakat_ Marx];  Kesadaran Naif: tahu ada masalah tapi tidak mampu diselesaikan dan membiarkannya;  Kesadaran Kritis: berupa analitis, dan praksis, membuat solusi; Akhirnya menghasilkan "Kesadaran Transformatif; akibat kebenaran_ berani mengubah diri pada hal-hal baru.  Marcuse  dilatarbelakangi oleh  Paradigma Pemikiran Kritik: misalnya;  Dogmatisme vs Rasionalisme {Kantian];  Rasionalisme vs Historisme {Hegelian];  Teori vs Praksis {Marxian]; dan  Praksis vs Hasrat Manusia [Freudian];

dokpri
dokpri

Herbert Marcuse; membuat beberapa ciri masyarakat hari ini adalah "Teknologi';

  1. Peran manusia tidak menonjol
  2. Manusia teralienasi dari Kemanusiannya
  3. Teknologi mengarahkan tujuan manusia, bukan sebaliknya
  4. Teknologi Bukan Menjadi Sarana pembebasan, namun sarana penindasan

Akibatnya  saat ini semua kehidupan sangat teknis, teknologi dijajah teknologi, kita melayani teknologi, sibuk rawat teknologi; dan umat manusia teralienasi oleh teknologi.  Herbert Marcuse; ciri masyarakat hari ini adalah "Teknologi';

  1. Peran manusia tidak menonjol
  2. Manusia teralienasi dari Kemanusiannya
  3. Teknologi mengarahkan tujuan manusia, bukan sebalikya
  4. Teknologi Bukan Menjadi Sarana pembebasan, namun sarana penindasan

 Maka  saat ini semua sangat teknis, kecepatan teknologi maka manusia  dijajah teknologi, kita melayani teknologi hidup kita sibuk rawat teknologi, dan minimun kretivitas. Maka muncul apa yang disebut "REALITAS MANUSIA TEKNOLOGI"; dengan pencirian:

  1. Teknologi dijajah teknologi, kita melayani teknologi  sibuk rawat teknologi;
  2. Teknologi bukan kebutuhan nyata manusia yang menentukan proses produksi, melainkan kebutuhan sebatas mitos yang diciptakan supaya produk ekonomi bisnis dan perilaku dipasar tanda dapat diakhiri;
  3. Perkembangan Teknologi membuat Hukum Sendiri lepas dari Kontrol Manusia;
  4. Tawaran Industri Teknologi adalah Semu/Samar/Maya, membuat tergantungan tidak pernah berkesudahan, dan membuat gelisah umat. Misalnya membeli Mobil maka secara langsung beli kunci 3 rangkap, diasuransikan], hasrat konsumsi tak terbatas sampai akhirnya umat manusia adalah Rekayasa Industri Produsen; manusia jadi Budak abadi;

Kritik Herbert Marcuse pada manusia Modern diamana REALITAS MANUSIA TEKNOLOGI;  pada akhirnya dengan teknologi, mencari uang sebanyak mungkin untuk konsumsi;  Teknologi modern tidak memanusiakan proses pekerjaan, melainkan semakin memperbudak manusia; dan dengan Teknologi justru tidak meningkatkan komunikasi antar manusia, tetapi mengisolasikan manusia [teman di facebook, twiter, dll]

Herbert Marcuse; ciri masyarakat Berbasis "Teknologi: [1] masyarakat berada dibawah kekuasaan prinsip teknologi; memperlancar, memperluas, memperbesar produksi; [2] Masyarakat  Irasional secara Umum; dualitas antara produktivitas vs destruktivitas [produksi senjata vs perdamaian]; dan [3]  Rasionalitas sangat detil tapi irasional keseluruhan [kecepatan gonta-ganti teknologi_ bisnis uang kekuasaan maka semua umur atau siklus  diperpendek siklus];

Akibatnya Apa? Maka muncul apa yang disebut Herbert Marcuse sebagai Manusia BERDIMENSI SATU; Tujuan melanggengkan sistem Kapitalisme dengan dasar Rasionalitas Teknologi; sisi lain [kemanusian, kebebasan, otonomi, hubungan sosial] hanya untuk mempertahankan Status "Quo" [Sistem Besar] menindas;

Beberapa  ILUSTRASI Manusia SATU DIMENSI menjadi ciri masyarakat Global:

  1. Masyarakat maju 1 dimensi; tidak mengenal oposisi atau alternatif;
  2.  Partai Politik secara praksis akhirnyaa tidak beda satu dengan lainnya;
  3. Idiologi satu Dimensi ini sudah tersistem kepada poltik negara, ekonomi dan penguasa;

Herbert Marcuse Ciri-Ciri Umum Masyarakat 1 Dimensi Akibat Teknologi;

  1.  Administrasi warga negara di atur Total;
  2. Bahasa Fungsional, disesuaikan dengan Kebutuhan; [naik harga menjadi disesuaikan
  3. Pengabaian/penghapusan sejarah; [dikontruksikan sesuai kekuasaan dan Visinya]
  4. Kebutuhan Palsu; [oleh kekuasaan menjadi kita membutuhkan/dikondisikan]
  5. Imperium Image/Citra [tidak penting orang baik, tapi terlihat baik]

Herbert Marcuse Ciri-Ciri Umum Masyarakat 1 Dimensi Akibat Teknologi; {"Sosial POLITIK"};

  1.  Umumnya TOTALITER
  2. Sifat Kontradiksi;  martabat manusia vs materilisme [damai tapi nonton Tinju], pabrik senjata vs perdamaian [Ingin damai tapi belanja Senjata Perang],
  3. Mempertahankan Status Quo dengan cara pengaturan dan manipulasi kebutuhan;
  4. Menghalangi Oposisi yang membuat Perubahan secra menyeluruh, mendalam; [menghindari Politik Oposisi_ diciptakan persepsi oposisi Buruk]
  5. Kritik masih dalam Pakem Status Quo, memperbaiki yang sudah Ada, bukan membongkar;
  6. Penguasaan Teknik dan Produksi menjadi alat Pengendalian Sosial

Herbert Marcuse Ciri-Ciri Umum Masyarakat 1 Dimensi Akibat Teknologi; {"Sosial BUDAYA"};

  1.  Bersifat Pragmatisme; {yang "Penting" hasilnya bukan prosesnya]
  2. Dicangkokkan kepada Kenyataan yang Ada [hasilnya], tidak mengungkapkan kesadaran dan ketidakbahagian sosial;
  3. Bahasa Fungsional mendukung logika Positivistik, dan lebih menguasai bahasa khusus spesialisasi teknis [Sertifikasi dan Manusia Model Teknis]_ semua dibuat standar berbasis sama penerapan berbagai macam ISO

Herbert Marcuse; Contoh kesadaran Palsu Menjajah manusia; siklus kapitalisme dan penjajahan tak ada akhir {Kasus "Bisnis Tempat Wisata Rekreasi"};

  1. Kerja satu minggu mulai  5,6,7, hari lelah, cape, dan menjengkelkan; [samapai ada istilah kebencian hari senen]; akibatnya
  2. Maka manusia butuh liburan, atau cuti;
  3. Tapi Wisata membutuhkan biaya relatif mahal, sampai mahal, super mahal
  4. Maka perlu kerja keras, dan menabung, investasi,
  5. Maka Kerjalah, rekreasilah, dan uang Habis;
  6. Kerja lagi untuk rekreasi waktu berikutnya
  7. Persis manusia adalah hidup dalam Siklus Penderitaan, dan terjajah;

Simpulan Herbert Marcuse Musuh Terbesar Saat ini Adalah Sistem Kapitalisme, dan Perbudakan Teknologi yang sudah mapan dalam bentuk Idealogi.

Maka saran Herbert Marcuse hilangkan Manusia diatur dalam satu Dimensi, dan lakukan apa yang disebut  "GREAT  REFUSAL" {"Penolakan Besar-Besaran"}; karena satu-satunya kelompok  memungkinkan melawan Status Quo kaum muda, intelektual, cendikiawan, dengan kritis; menolak pemikiran Otoriter; menentang Kekusaan 1 Dimensi [pola Kapitalisme, menciptakan kerusakan tatanan universal manusia].

Herbert Marcuse menggunakan Metafora BUS atau Kereta  Mewah dan Terbauk tetapi Tidak tahu arah tujuan bus kemana, hanya menikmati bus;  sama dengan teknologi apakah teknologi menuju kehancuran, penderitaan, kekecewaan, atau apakah manusia Bus atau Kereta  Biasa atau kelas murahan tapi Arahnya jelas; [ sama dengan istilah Jawa Kuna "alon-alon waton kelakon"], terima kasih__

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun