Para peneliti menyimpulkan  bukan harapan orang lain yang membuat kita menepati janji. Melainkan nilai moral yang telah dipupuk dan dikonsolidasikan sejak kecil. Itu berarti sesuatu untuk memberi seseorang kata-kata  dan itulah mengapa kami berusaha untuk tidak melanggarnya.
Memang, apakah  dapat menepati atau mengingkari janji itu tidak selalu langsung terungkap. Beberapa janji (seperti janji pernikahan atau kesetiaan) dibuat dalam jangka waktu yang lama, dan tidak mungkin untuk mengatakan sebelumnya apakah  akan selalu menepati janji. Lagi pula: Keinginan untuk melakukannya saat ini ada.
Namun,  tidak boleh menganggapnya enteng, motto: Tidak ada yang mengingatnya nanti. Ini adalah sebuah kekeliruan yang berbahaya, karena janji jangka panjang khususnya biasanya memiliki latar belakang yang lebih dalam  dan menyebabkan lebih banyak kerusakan ketika dilanggar.
Oleh karena itu, dengan beberapa janji  harus berhati - hati dan, jika ragu, jangan membuatnya sejak awal, setidaknya tidak seperti hari ini terjadi dibanyak kasus.
Tidak diragukan lagi, keinginan itu adalah langkah ke arah yang benar:  mengambil inisiatif dan bekerja pada diri  sendiri dan pengembangan pribadi. Namun, penting untuk melihat secara dekat siapa yang  janjikan dan siapa yang mendefinisikan apa yang "lebih baik". Pada akhirnya,  melepaskan kendali ketika orang lain mengukur apakah  menjadi lebih baik atau tidak. Tapi tidak harus, asalkan  sendiri yang menentukan tujuan mulia ini dan ingin mencapainya sendiri.   Â
Selalu ada saat-saat ketika  tidak bisa menepati janji. Namun, ini harus menjadi pengecualian - dan  harus memiliki penjelasan yang baik yang siap membantu orang lain memahami mengapa  tidak dapat menepati janji dan melanggar janji.
Janji tidak boleh dibuat terlalu cepat, tetapi dalam praktiknya, inilah yang sering terjadi. Dan menjanjikan sesuatu dan hanya mengetahui setelah itu   memiliki waktu atau kapasitas untuk benar-benar menyelesaikan semua tugas yang dijanjikan. Kejujuran adalah solusi terbaik setelah  menyadarinya. Seringkali   menemukan pengertian mendalam alih-alih kemarahan.
Kadang-kadang apa yang terdengar bertentangan itu sendiri sebenarnya adalah alasan yang baik untuk mengingkari janji. Misalnya, jika  dengan antusias berjanji kepada seorang teman  akan mengecat ulang seluruh kamar mandi mereka dan merenovasi ruang tamu, tetapi  tidak dapat melakukannya sama sekali, maka semua orang akan lebih baik jika  tidak menyimpannya. janji.
Jika situasi awal telah berubah secara mendasar, ini bisa menjadi alasan untuk mengingkari janji. Ini bisa terjadi, misalnya, jika  menerima informasi baru setelah janji dan fakta disajikan dengan cara yang benar-benar baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H