Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Moral

28 Juni 2021   07:38 Diperbarui: 28 Juni 2021   07:46 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para filsuf memahami keadilan sebagai keadilan sedemikian rupa sehingga setiap orang memiliki hak yang sama dalam sistem kebebasan fundamental yang sama. Ketimpangan ekonomi dan sosial harus dirancang untuk menguntungkan semua orang. Michel Foucault (1926-1984) adalah salah satu eksponen utama etika postmodern. Hal ini menjawab pertanyaan tentang seksualitas dan mengembangkan teknologi diri. Orang-orang membentuk hidupnya sebagai sebuah karya seni dalam bentuk budaya diri. Fokusnya adalah pada teknik kehidupan merawat diri sendiri.  harus disebutkan adalah pendekatan bioetika, etika teknis, dan etika ekologi.  

Norma-norma moral membentuk dasar koeksistensi manusia. Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, manusia dicirikan oleh fakta mereka dapat menentukan sendiri norma-norma tersebut. Keberadaan kita saat ini dibentuk oleh ketegangan antara moral manusia yang sebenarnya dan moralitas manusia yang ideal. Dengan moralitas yang dimaksud bukan hanya moralitas kelompok, tetapi  etos kelas atau moralitas profesional. Bentuk ini memainkan peran utama dalam kehidupan profesional. Namun, ini bukan persyaratan yang ditentukan, tetapi bentuk kehidupan konkret yang dengannya kehidupan kerja interpersonal berorientasi. 

Dengan bantuan norma, berulang kali dilakukan upaya untuk mengatur kompleksitas kehidupan manusia, seperti: Apa yang tidak ingin Anda lakukan pada Anda, jangan lakukan pada orang lain.Kehidupan interpersonal diatur oleh moralitas dan dengan demikian memiliki fungsi pengaturan. Tapi dari mana moralitas bisa mendapatkan legitimasinya;  Sebuah jawaban dapat ditemukan dalam tradisi barat: Dari kebebasan. Dengan demikian prinsip yang menjadi dasar moralitas. 

Mengikuti aturan karena alasan moral berarti mengikuti aturan itu secara sukarela. Berbeda dengan moralitas, yang secara praktis menetapkan moralitas, etika merupakan cerminan moralitas dan moralitas. Jadi etika adalah ilmu tentang moralitas. Namun, seringkali muncul masalah sehubungan dengan pembentukan moral. Soal relativisme, karena tampaknya berbagai moral tidak lagi menyisakan ruang bagi prinsip moralitas. Secara ringkas dapat dikemukakan hal-hal berikut:

Etika atau Moral berkaitan dengan kontingen tindakan manusia dan dengan demikian dengan kebebasan terbatas bertindak. Tindakan kontingen berarti ada jenis tindakan manusia tertentu yang tidak perlu, tetapi hanya mungkin. Hal ini tidak hanya mengarah pada perbedaan nilai, tradisi dan norma, tetapi  pada perbedaan bentuk konflik antara budaya yang berbeda dan dalam suatu tradisi. Oleh karena itu, etika bersifat nasihat. Etika memberi nasihat tentang norma yang bertentangan dan pembenaran norma di dalam dan antara hukum dan moralitas. Di tingkat global, terobosan penting dalam proses konsultatif ini adalah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Ini tidak harus dipahami sebagai moralitas super, tetapi tunduk pada refleksi etis sehubungan dengan penerapannya yang benar dan bertanggungjawab.*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun