Edmund Husserl dan Gabriel Marcel sangat berpengaruh bagi pemikir Prancis, yang pemikirannya berbeda-beda ia coba gabungkan dalam sebuah sintesis. Bahkan berpikir  "Karya Ricoeur memang dapat dibaca sebagai upaya untuk menghubungkan tujuan filosofis Husserl dan Marcel. Filsafat Husserl adalah singkatan dari konsep epistemologi yang sangat tepat secara konseptual dan logis berdasarkan subjek berdaulat yang kesadarannya sengaja diarahkan ke dunia luar.
Slogan fenomenologis Husserl "kembalilah pada benda-benda itu sendiri" tidak berarti pengakuan naif terhadap benda-benda itu dengan cara keberadaan mereka sendiri, melainkan sebaliknya, keberadaan benda-benda ini sebagai korelasi kesadaran.Â
Menurut Husserl, setiap tindakan kesadaran sengaja diarahkan pada sesuatu, karena kesadaran harus selalu merupakan kesadaran akan sesuatu. Isi kesadaran ini memang subjektif, tetapi bukan individual, tetapi umum, dalam hal struktur logisnya, sebagaimana maknanya sebagai reduksi fenomenologis, bersifat intersubjektif.  Jadi, menurut Husserl  cukup dalam garis Kantian  subjek adalah kondisi kemungkinan keberadaan objek lain.
Berbeda dengan posisi ini adalah Gabriel Marcel, yang perhatiannya adalah refleksi eksistensial dari keberadaan manusia. Dia tidak menempatkan cogito [kesadaran] abstrak Husserl di depan wujud, tetapi melihat wujud seperti yang didahului oleh cogito, selalu diintegrasikan ke dalamnya. Menurut Marcel, pengalaman manusia tidak lagi nyata dengan menjauhkan diri darinya. Jejak ontologis Cogito  telah terputusnya hubungan subjek-objek menjadi prasyarat teori ini, hendaknya bukan menjadi landasan teori bagi Ricoeur, melainkan tujuannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H