Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Prasangka Buruk Menjadi Penting?

18 Januari 2021   22:53 Diperbarui: 18 Januari 2021   23:09 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa berprasangka buruk Penting?

Alam dan budaya seringkali dipandang sebagai gagasan yang berlawanan  apa yang menjadi milik alam tidak mungkin merupakan hasil campur tangan manusia dan sebaliknya, perkembangan budaya dicapai melawan alam. Namun, sejauh ini ini bukan satu-satunya pandangan tentang hubungan antara alam dan budaya. Studi dalam perkembangan evolusioner manusia menunjukkan bahwa budaya adalah bagian tak terpisahkan dari ceruk ekologis di mana spesies kita berkembang, sehingga menjadikan budaya sebagai bagian dalam perkembangan biologis suatu spesies.

penulis modern  seperti Rousseau  melihat proses pendidikan sebagai perjuangan melawan kecenderungan yang paling banyak dilenyapkan dari kodrat manusia. Manusia dilahirkan dengan watak liar, seperti menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan sendiri, makan dan berperilaku tidak teratur, dan / atau berperilaku egois. 

Pendidikan adalah proses yang menggunakan budaya sebagai penawar terhadap kecenderungan alamiah kita yang paling liar; Berkat budaya, spesies manusia dapat berkembang dan meningkatkan dirinya di atas dan melampaui spesies lain.

Selama satu setengah abad terakhir, bagaimanapun, studi dalam sejarah perkembangan manusia telah menjelaskan bagaimana pembentukan apa yang kita sebut sebagai " budaya " dalam arti antropologis adalah bagian dari adaptasi biologis nenek moyang kita dengan kondisi lingkungan di mana mereka datang untuk hidup.

Stoicisme adalah filosofis terpenting di Yunani sampai Roma Kuna; pemikir Stoa seperti adalah Seneca, Epictetus , dan Marcus Aurelius. Stoicisme adalah filosofi hidup yang mengagumkan dan bersifat koheren. Stoicisme mengklaim manusia lebih bahagia jika menjadi Stoa. Bagaimana teori dan praktik sekolah filosofis yang didirikan seribu lima ratus tahun sebelum revolusi industri memiliki sesuatu yang relevan untuk dikatakan kepada hari ini, hidup di dunia kita yang terus berubah dan didominasi teknologi apa lagi diera wabah dunia Covid19?

Ada  banyak hal untuk dikatakan sebagai jawaban atas pertanyaan itu. Tiga di antaranya sangat penting: (1) visualisasi negatif; (2) internalisasi tujuan; dan (3) penyangkalan diri secara teratur.  Tulisan ini hanya membahas 1 bagian yakni tentiang pentingnya berprangka buruk atau visualiasi negative.

Apa itu visualisasi negatif atau berprasangka buruk?

Epictetus merekomendasikan ketika orang tua mencium seorang anak pada malam hari, artinya mereka mempertimbangkan kemungkinan   anak tersebut mungkin mati pada malam hari, dan tidak akan pernah berjumpa kembali sebagai manusia yang bernyawa. Dan ketika kita mengucapkan selamat tinggal kepada seorang teman saat lulus SMU, atau kuliah, maka para penganut orang-orang Stoa, itu sebagai mengingatkan diri bahwa kondisi umat manusia memiliki potensi  mungkin tidak akan pernah bertemu lagi.

Sejalan dengan hal yang sama, kita pergi ke kantor, ke kebon, atau ke sawah bisa membayangkan rumah ditinggali dihancurkan oleh gempa bumi, terbakar listrik atau angin putting beliung, atau pekerjaan yang terbaik tiba-tiba hilang, atau Mercedes-Benz E 400 AMG baru saja  beli dengan tabungan 10 tahun tiba-tiba ditubruk oleh truk yang kemudian  melarikan diri.

Mengapa memikirkan pikiran yang tidak menyenangkan ini atau prasangka negative ini perlu? Apa gunanya esensi pada  praktik sebagai " visualisasi negatif atau prasangka negatif buruk "?

Ke (1)  upaya mengantisipasi kemalangan dapat membuat manusia mengambil tindakan pencegahan. Misalnya, membayangkan keluarga takut kehilangan hewan ternak pada malam hari, maka ia dapat  memasang CCTV atau membuat tembok setinggi 4 meter mengelilingi pekarangannya. Atau mobil Mercedes-Benz E 400 AMG baru wajib di asuransikan, begitu juga rumah, dan semua property lainnya;

Jika Manusia sudah membayangkan bagaimana sesuatu yang buruk bisa terjadi, tanpa "memilih waktu", maka sacara mental manusia tidak akan terlalu terkejut jika hal itu terjadi. Kita semua perlu  akrab keburukan apapun pada tingkat duniawi. Banyak orang, jika   mengikuti ujian, membayangkan atau bahkan meyakinkan diri bahwa mereka telah melakukannya dengan buruk sehingga tidak lulus,  jika ternyata itu adalah kebenaran, mereka akan tidak kecewa.

Ke (2) Prasangka buruk atau visualisasi negatif, di sini dan di tempat lain, mempersiapkan kita secara mental dan emosional untuk menghadapi pengalaman yang tidak menyenangkan ketika keadaan tak memilih waktu memiliki potensi menuju  pasti akan terjadi.

(3) Prasangka buruk atau visualisasi negative, membantu sikap merenungkan kehilangan sesuatu, membantu untuk lebih menghargainya. Kita semua akrab dengan cara kita cenderung menerima begitu saja. Ketika  pertama kali membeli rumah baru, mobil, gitar, smartphone, tas LV, Hermes, Coco Chanel, Prada, Guci, atau  kemeja, atau apa pun, adalah  hal  luar biasa.

Tetapi dalam waktu yang cukup singkat, kita menjadi bosan atau lalai atau lama-lama  hal-hal baru dimiliki tidak lagi menganggapnya menarik. Bentham dan Mill  menyebut ini "adaptasi hedonis". Tetapi membayangkan kehilangan sesuatu yang dipermasalahkan adalah cara menyegarkan apresiasi terhadapnya. Ini adalah teknik yang membantu kita mengikuti nasihat Epictetus;  belajar menginginkan apa yang sudah kita miliki.

Pada argumen untuk mempraktikkan visualisasi negatif atau prasangka buruk ini, mungkin paling meyakinkan. Dan itu melampaui hal-hal seperti teknologi yang baru dibeli. Ada begitu banyak hal dalam hidup yang harus disyukuri, namun kita sering mengeluh segala sesuatunya tidak sempurna, mengkritik, jengkel, karena memiliki banyak kekurangan. 

Tetapi siapa pun yang menjalani kehidupan sepanjang sejarah sebagai adalah sungguh menyenangkan tetapi pada sisi lain ada kondisi buruk diluar dugaan kita. Tak terbayangkan keburukan itu muncul tanpa mengenal waktu, dan tempat. Atau kegagalan manusia mengetahui apapun sebelum terjadi (weruh sak durunge winarah) itulah pentingnya kita membuat prasangka buruk atau visualisasi negative.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun