Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Ada Kebodohan?

12 Januari 2021   16:57 Diperbarui: 12 Januari 2021   17:09 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi_ 2021, pukul 17.00 PM

Apa itu kebodohan?

Sebenarnya mungkin sementara menurut saya  "tidak ada manusia bodoh", lalu pertanyannya mengapa dan  entah bagimana istilah ini muncu?l. Mungkin akibat berpikir bersifat dikothomi  atau dualism. 

Misalnya terma bodoh pintar, kaya meskin, tua muda, benar salah, atas bawah, muka belakang, tinggi pendek, laki perempuan, siang malam, tua muda, jauh dekat, subjektif objektif, hidup mati, sorga neraka, panas dingin, basah kering, pagi sore, kenyang lapar, dan seterusnya, dan seterusnya.

Rerangka berpikir  'dualisme' ini tentu saja  memiliki berbagai kegunaan dalam sejarah pemikiran. Secara umum, ide  'dualisme'  untuk beberapa domain tertentu, ada dua jenis atau kategori mendasar dari benda atau prinsip. Dalam teologi, misalnya seorang 'dualis' adalah seseorang yang percaya bahwa Baik dan Jahat - atau Tuhan dan Iblis.

Pemikiran  'dualisme' ini sebenarnya sudah usang, dan diragukan lagi sejak zaman postmodernisme, atau kebangkitan pemikiran pluralisme, yaitu pandangan bahwa ada banyak jenis atau kategori untun mendefiniskan sesuatu. Maka dualitas antara baik vs buruk sebenarnya dikritik habis habisan karena kategori monisme materialis adalah 'pilihan gagal'. 

Dualisme, oleh karena itu, cenderung dimulai dari asumsi realitas dunia fisik, dan kemudian mempertimbangkan argumen mengapa pikiran tidak dapat diperlakukan hanya sebagai bagian dari dunia itu.

Sejarah dualism ini adalah dikembangkan oleh bapak rasionalisme  pencerahan Rene Descartes yang membedakan antara "mind and body" secara terpisah antara pikiran-tubuh adalah masalahnya: apa hubungan antara pikiran dan tubuh? Atau sebagai alternatif: apa hubungan antara sifat mental dan sifat fisik? Manusia memiliki (atau tampaknya memiliki) sifat fisik dan mental. 

Orang memiliki (atau tampaknya memiliki) jenis properti yang dikaitkan dalam ilmu fisika. Sifat fisik ini termasuk ukuran, berat, bentuk, warna, gerak melalui ruang dan waktu, dll. Tetapi juga memiliki (atau tampaknya memiliki) sifat mental, yang tidak kita kaitkan dengan objek fisik yang khas. 

Dan Sifat-sifat ini melibatkan kesadaran (termasuk pengalaman perseptual), pengalaman emosional, dan banyak lagi), intensionalitas (termasuk keyakinan, keinginan, hasrat, dan banyak lagi), dimiliki oleh subjek atau diri.

Properti fisik bersifat publik, artinya bahwa pada prinsipnya dapat diamati oleh siapa pun. Beberapa sifat fisik - seperti elektron - tidak dapat diamati secara langsung sama sekali, tetapi tersedia untuk semua, pada tingkat yang sama, dengan peralatan dan teknik ilmiah. 

Hal yang sama tidak berlaku untuk sifat mental. Saya mungkin dapat mengatakan: kamu sakit, tetapi hanya Anda yang dapat merasakannya secara langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun