Apa itu "Dilema Narapidana, dan Ekuilibrium Nash"?
Untuk menjawab Apa itu "Dilema Narapidana", maka saya pinjam dan kembangkan pemikiran peraih hadiah Nobel Bidang ekonomi John Forbes Nash Jr. (13 Juni 1928-23 Mei 2015) yang mengembankan pemikiran filsafat/theoria ekonomi dengan "game theory". Â Teori ini memberikan sumbangan p paling orisinal dalam analisis geometris abad kedua puluh " melalui pengembangan matematika "Aljabar", termasuk dua bidang teorema fungsi invers Nash-Moser , teorema Nash-De Giorgi;
Jika di Indonesia manusia yang suka menggunakan halusinasi seperti "Sunda Empire, Keraton Agung Sejagat, Dongeng Lama Harta Bank Swiss yang Terus Terulang" dan akhirnya berakhir di penjara, tetapi tidak bagi Nash yang bisa mengembangkan model ekonomi dengan halusinasi, kemudian membuat paradigm matematika dengan riset disertasi "Permainan Non-Kooperatif. Bahkan sampai memperoleh Nobel bidang Ekonomi;
Tidak hanya berhenti pada hadiah Nobel John F Nash, sekalipun ia mengalami gangguan jiwa (Skizofrenia) atau mengalami gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik, justru menghasilkan hal luar bisa dalam  mengembangkan tentang teori permainan  ("game theory") dan perjuangan panjangnya dengan skizofrenia paranoid pada  masyarakat umum lewat film pemenang Academy Award dengan judul "A Beautiful Mind" tahun (2001), samapai film  dokumenter televisi  berjudul "A Brilliant Madness (2002).
John F Nash alumni doktor Universitas Princeton, dan Guru besar Massachusetts Institute of Technology (MIT), mengembangkan dasar bahwa ilmu ekonomi berkisar pada perbedaan antara kepentingan pribadi dan apa yang baik bagi masyarakat. Jika orang begitu rasional, bagaimana kita bisa mengalami perang dan kejahatan dan kemiskinan dan penyakit sosial lainnya? Mengapa hal-hal buruk terjadi pada masyarakat yang terdiri dari orang-orang rasional, modern, dan beretika? Tempat untuk mulai memahami non-sequiter ini adalah dengan yang paling terkenal dari semua game theory atau dikenal sebagai Prisoner's Dilemma. Â Prisoner's Dilemma adalah permainan ini memiliki dua pemain, maka dengan mudah dapat dijelaskan oleh model matriks, dengan pilihan pemain pertama yang memberi label pada baris, dan pilihan pemain kedua yang memberi label pada kolom. Setiap masukan dalam matriks mewakili hasil yang mungkin; Â hasil tersebut dengan menulis dua angka yang mewakili utilitas atau hasil untuk pemain pertama dan kedua.
 Prisoner's Dilemma yang asli, kedua pemain adalah mitra dalam sebuah kejahatan yang pada permulaan permainan telah ditangkap oleh polisi dan ditempatkan di sel terpisah. Seperti halnya dalam setiap drama kriminal di televisi, setiap narapidana diberikan kesempatan untuk mengakui kejahatannya. Sama seperti Marx (curiga uang), Friedrich Wilhelm Nietzsche (curiga iri hati pakai keadilan dan moral), atau  Sigmund Freud (curiga dengan seksuasi). Dan persis disinilah "Game Theory" memperoleh tempat pendasaran.
Pada  Prisoner's Dilemma mengandaikan ada  dua tersangka pencuri Motor Yamaha Mio 2012 ditangkap di Depok diwawancarai diruang introgasi secara terpisah, tidak dapat berbicara satu sama lain. Polisi memiliki cukup bukti untuk menuntut mereka dengan kejahatan yang lebih ringan dan penjara masing-masing selama dua tahun. Mereka berdua diduga melakukan kejahatan yang lebih serius, dengan ancaman hukuman sepuluh tahun penjara atau lebih sesuai Pasal 362 KUHP.  Polisi menawarkan masing-masing pengurangan dua tahun di mana hukuman yang akan diterimanya jika tersangka memberikan bukti terhadap tersangka lainnya; maka apa yang harus dilakukan masing-masing?
Jika Tersangka A berbicara, maka Tersangka B (yang tidak tahu apa yang telah dilakukan pihak lain) akan mendapatkan sepuluh tahun jika dia memilih untuk tetap diam dan delapan tahun jika dia berbicara. Jika Tersangka A tetap diam, maka Tersangka B akan mendapat hukuman dua tahun jika dia tetap diam dan akan bebas jika dia berbicara. Dalam kedua kasus tersebut, Tersangka A tidak dapat meningkatkan hasilnya sendiri dengan tetap diam daripada berbicara.
Oleh karena itu, ekuilibrium Nash untuk masalah ini adalah kedua tersangka memberikan bukti yang saling melawan. Tapi ini bukan solusi optimal - mereka masing-masing mendapatkan delapan tahun penjara dibandingkan dengan dua calon masing-masing - tetapi ini adalah satu-satunya posisi di mana setiap narapidana tidak dapat meningkatkan posisinya. Permainan yang lebih kompleks dapat memiliki lebih dari satu posisi ekuilibrium John F Nash. Ini berarti bahwa individu dengan pilihan yang sama mungkin memiliki "keputusan terbaik" yang berbeda tergantung di mana mereka menemukan diri mereka pada waktu tertentu.
Maka Teori permainan dapat digunakan untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengevaluasi perilaku manusia dalam konteks di mana hasil tindakan bergantung pada apa yang dipilih beberapa agen untuk dilakukan dan di mana pilihan mereka bergantung pada apa yang orang lain pilih untuk lakukan. Teori permainan akibatnya relevan dengan etika, dan digunakan dalam filsafat moral dan politik dalam berbagai cara kehidupan manusia universal;
Pada "game theory", Â pertama di sebut fungsionalis : teori permainan digunakan untuk mengidentifikasi fungsi moralitas. Ini digunakan untuk menggambarkan masalah yang akan terjadi tanpa adanya moralitas, dan kesimpulan tentang fungsi perbaikan atau perbaikan moralitas diambil dari deskripsi ini. Pendekatan kedua, kontraktarianisme, menggunakan teori permainan (terutama teori tawar-menawar) untuk memformalkan teori kontrak sosial. Tradisi "game theory" untuk memahami institusi atau norma politik untuk dibenarkan sejauh agen rasional akan menyetujuinya dalam kondisi yang sesuai. Teori perundingan telah digunakan untuk menetapkan, pertama, ada kesepakatan dalam kondisi seperti itu dan, kedua, untuk memprediksi hasil dari proses tawar-menawar ini. Ketiga, teori permainan ("game theory"), terutama teori permainan evolusioner, digunakan untuk "memulihkan" banyak norma atau praktik moral tradisional.
Pada teori permainan ("game theory"), banyak pertanyaan tentang keadilan distributif memiliki struktur yang sama dengan "masalah tawar menawar". Teori permainan ("game theory"), akan mengubah filosofi moral secara fundamental dan perilaku ekonomi dikaitkan dengan ilmu sosial dan matematika terapan. Pada bidang ilmu akuntansi buku "The Financial Numbers Game: Detecting Creative Accounting Practices: Mulford, Charles W., Comiskey, tahun 2002 membuktikan game theory dipakai dalam praktik akuntansi dan auditing;
Artinya reori permainan telah digunakan untuk menganalisis fungsi moralitas. Misalnya ada dua Tentara terlatih menghadapi pilihan untuk melarikan diri dari musuh yang maju atau tinggal dan mengoperasikan senjata mereka. Senjata mereka terletak di jalur penting yang strategis. Jika keduanya bertahan, mereka memiliki peluang signifikan untuk terluka, tetapi bisa dipastikan kemajuan musuh terhenti. Jika keduanya kabur, musuh bisa melewati gunung, menyalip dan menangkap mereka. Jika salah satu dari mereka tetap tinggal sementara yang lain melarikan diri, artileri pemberani mati dalam pertempuran, tetapi penembak lainnya akan memiliki cukup waktu untuk melarikan diri dengan selamat.
Seandainya keduanya mencoba bertahan dari cobaan ini, sebaiknya tanpa cedera, setiap prajurit memiliki alasan untuk melarikan diri. Alasannya adalah karena mereka terlibat dalam  dilema tahanan. Setiap penembak memiliki pilihan antara melarikan diri dan tinggal dan bertarung. Pilihan ini diwakili dalam baris untuk penembak  1 atau kolom untuk penembak 2. Setiap sel dalam matriks mewakili hasil dari setiap pasangan pilihan yang memungkinkan. Setiap sel memiliki sepasang angka.
Dalam ilmu ekonomi hasil dari tindakan rasional individu adalah Pareto-inefisien. Seperti perikatan timbal balik yang mengikat para penembak untuk tinggal dan bertarung, moralitas mengikat para agen untuk menghindari hasil yang tidak efisien atau kurang optimal nilai Pareto atau lawan dari Pareto-superior. Moralitas mengikat individu pada senjata mereka, atau  pandangan ini, fungsi moralitas adalah untuk mencegah kegagalan rasionalitas. Tetapi justru teori permainan ("game theory") bisa menjawab kondisi paradox tersebut.
Sisi lain Game theory dapat dimaknai sebagai, fungsi sistem pendidikan adalah untuk mendidik kaum muda cerdas berbudi luhur, fungsi negara untuk melayani kepentingan kelas-kelas penguasa, atau fungsi religius untuk dijadikan sebagai candu massa (Marx).
Namun, sampai dapat ditunjukkan bahwa fungsi-fungsi yang tampak ini efektif secara kausal dalam mewujudkan dan memelihara sistem pendidikan, negara, atau agama masing-masing, belum ada penjelasan yang diberikan. Game theory (dilemma tahanan), Â jika norma dan praktik moral berfungsi untuk membawa hasil Pareto-superior yang tidak dapat diwujudkan melalui tindakan rasional individual yang tidak terkoordinasi, tidak ada penjelasan tentang keberadaan dan ketekunan moralitas yang diberikan kecuali jika ditunjukkan bahwa fungsi ini entah bagaimana memotivasi tindakan manusia dan atau dengan cara lain. efektif secara kausal dalam menghasilkan hasil yang saling menguntungkan.
Apakah moralitas (tindakan) bertepatan dengan hasil yang saling menguntungkan atau Pareto-superior dengan cara yang disarankan. Mungkin sangat menguntungkan baik bagi budak maupun majikan (budak melunasi utangnya dan majikan akan memiliki solusi praktis untuk pekerjaan rumah sehari-hari), sekalipun hal ini bertentangan dengan ecara moral dan hukum.
Ada kemungkinan tuntutan moralitas bertentangan dengan rasionalitas individu. Moralitas seharusnya memperbaiki masalah yang mengancam Pareto-inefisiensi menjadi hasil dari tindakan rasional individu yang tidak terkekang (saling bergantung). Â Maka teori permainan ("game theory"), Â tampaknya mencari penjelasan tentang kemunculan dan keberlangsungan norma dan praktik moral. Para ahli teori moral pada prinsipnya tidak tertarik pada penjelasan semacam itu, dan berusaha memahami moralitas dengan tujuan memastikan apa yang harus kita lakukan atau apa yang wajib kita lakukan. Moralitas sebagai pedoman untuk bertindak dan untuk hidup adalah kepentingan umat manusia. Teori permainan ("game theory"), dikaitkan dengan, memahami moralitas sebagai hasil dari pilihan rasional individu pada interaksi antara agen rasional dalam keadaan yang sama-sama ideal. Moralitas diartikan sebagai hasil dari proses tawar menawar.
Pengenalan teori permainan, berkaitan dengan tawar-menawar (yang disebut teori permainan kooperatif dan teori tawar-menawar), telah menstimulasi minat pada teori kontrak sosial. Dengan menggunakan teori tawar-menawar, mereka berusaha untuk menunjukkan pelaku rasional dalam situasi tawar-menawar yang diidealkan dengan tepat menyetujui distribusi manfaat kerja sama yang spesifik dan unik,  distribusi ini menentukan apa yang adil, dan agen rasional akan mematuhi persyaratan tawar-menawar. Artinya teori permainan ("game theory"), bisa menjelaskan "moral berdasarkan kesepakatan", hasil dari hakikat  rasionalitas moralitas.
John F Nash dengan teori permainan menerima Nobel bidang Ekonomi melalui studi tentang model konflik atau kerjasama antara pembuat keputusan yang cerdas. Segala sesuatu mulai fungsi koloni semut hingga produk yang mungkin permintaan dan penawaran dapat dijelaskan dengan kerangka matematika.
Mengambil Ekuilibrium Nash, yang paling mendasar pada teori permainan adalah dalam membuka bidang tersebut untuk aplikasi yang lebih luas dan skenario berbeda untuk dipelajari. Sebelum bekerja, bidang ini sangat memperhatikan subset masalah tertentu, yang tunduk pada kondisi yang sangat terbatas. Warisannya yang paling abadi menyandang namanya. John F Nash membuktikan dalam permainan apa pun di mana jumlah pemain yang terbatas masing-masing memiliki jumlah pilihan yang terbatas, setidaknya ada satu posisi di mana tidak ada satu pemain pun yang dapat meningkatkan posisinya dengan mengubah strategi.
Pada titik seperti itu disebut "ekuilibrium Nash" tidak selalu berarti bahwa hasil terbaik bagi siapa pun diperoleh. Ini hanya berarti, tidak ada individu yang dapat meningkatkan posisinya, karena mereka tidak dapat mengubah pilihan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H