Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Makna Tulisan di Kuil Oracle?

1 Januari 2021   00:17 Diperbarui: 1 Januari 2021   00:19 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, 1 Januari 2021

Prinsip ini dikemukakan sebagai sesuatu yang "diwujudkan oleh cahaya alami" dengan sendirinya digambarkan sebagai kekuatan kognitif yang hasilnya tidak dapat diragukan lagi, seperti persepsi yang jelas dan berbeda. Descartes kemudian menerapkan prinsip itu tidak hanya pada keberadaan gagasan tentang Tuhan sebagai keadaan pikiran, tetapi pada isi gagasan itu.

Descartes mencirikan konten itu sebagai tidak terbatas, dan dia kemudian berpendapat bahwa konten yang mewakili ketidakterbatasan membutuhkan makhluk tanpa batas sebagai penyebabnya. Karena itu, ia menyimpulkan bahwa makhluk yang tak terbatas, atau Tuhan, pasti ada. Dia kemudian menyamakan makhluk tak terbatas dengan makhluk sempurna dan bertanya apakah makhluk sempurna bisa menjadi penipu.

Ide Descartes Gnothi Se Authon  melalui pembatinannya pada metode Skeptisisme dan dualisme pikiran-tubuh telah digabungkan untuk menciptakan pemahaman tentang pikiran manusia sebagai terkunci di dalam tubuh dan terpisah dari dunia. Bagaimana pikiran ini bisa mengetahui apa pun tentang dunia adalah sebuah misteri, dan kepastian pengetahuan ini dipertanyakan dengan tajam. Konsepsi pikiran ini begitu alami bagi kita sehingga terkadang sulit untuk memahami bahwa dunia pra-Kartesius memiliki pandangan yang jauh lebih skeptis terhadap pengetahuan dan persepsi indrawi.

bersambung _____

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun