Apa itu De Anima?
Apa itu De Anima? Jawabannya adalah berakhir pada Argumen "afinitas" atau belum ada jawaban yang final. Misalnya kata  De Anima  atau Anima atau On the Soul,  berarti tentang jiwa [psuche]  yang dikembangkan oleh pemikiran teori  Platon  (pertama di teks Phaedo,  Republik), Aristotle, Epicurus, dan Stoa bahkan sampai kepada rerangka pemikiran psikoanalisis Freudian.Â
De Anima adalah bentuk ilmu psikologi mempelajari jiwa ("psuche" dalam bahasa Yunani, atau anima dalam bahasa Latin); jadi secara alami menyelidiki semua secara umum berupa makhluk bernyawa.Â
Maka kajian tentang psikologi sebagai cabang ilmu yang menyelidiki jiwa dan propertinya, tetapi juga menganggap jiwa sebagai prinsip umum kehidupan, dan episteme psikologi Aristotle mempelajari semua makhluk hidup. Jadi, di De Anima, untuk memberikan penjelasan tentang aktivitas kehidupan tumbuhan dan hewan, di samping aktivitas manusia;
Jiwa secara standar sebagai tanda pembeda makhluk hidup, sebagai sesuatu yang merupakan subjek keadaan emosional dan yang bertanggung jawab untuk  pembawa kebajikan seperti keberanian dan keadilan.
Socrates mengatakan tidak hanya jiwa itu abadi, tetapi juga merenungkan kebenaran setelah pemisahannya dari tubuh pada saat kematian. Tak perlu dikatakan, tidak satu pun dari empat baris argumen utama yang dimanfaatkan Socrates berhasil dalam membangun keabadian jiwa, atau dalam menunjukkan jiwa tanpa tubuh menikmati kehidupan pemikiran dan kecerdasan, kesetaraan, keindahan, dan sejenisnya (dan dibebaskan dari peleburan dan kehancuran.Â
Bagi makhluk cerdas jelas termasuk apa yang Socrates sebut yang ilahi, Â sifatnya untuk memerintah dan memimpin, dan tidak ada indikasi bentuk-bentuk itu menghabiskan yang ilahi, atau bahkan termasuk yang ilahi, begitu dipahami.Â
Dengan demikian, argumen menyisakan ruang untuk gagasan  jiwa bukanlah bentuk, tetapi tetap dapat dipahami, tidak terpisahkan dan tidak dapat binasa;
De Animau ntuk penyelidikan terperinci tentang kapasitas atau kemampuan individu jiwa, yang pertama kali  sebagai nutrisi, persepsi, dan pikiran, dengan persepsi, keinginan, terbukti sebagai  dimiliki oleh semua organisme hidup alami; hewan memiliki persepsi sebagai tambahan; dan di antara organisme alami hanya manusia yang memiliki pikiran.Â
Aristotle berpendapat ada banyak jenis jiwa, bergizi, perseptual, dan intelektual, membentuk semacam hierarki. Makhluk apapun yang berakal memiliki persepsi; makhluk apapun dengan persepsi  memiliki kemampuan untuk menerima nutrisi dan berkembang biak.Â
Jadi, tanaman muncul hanya dengan jiwa bergizi ,hewan memiliki kemampuan persepsi dan nutrisi, dan manusia memiliki ketiganya. Aristotle  menyimpulkan, psikologi harus menyelidiki tidak hanya mengamati dan berpikir, tetapi nutrisi.