Pada mitologi Indonesia secara umum sering sekali dalam pandangan masyarakat tentang era  kedatangan Ratu Adil (Satria Piningit).Â
Pada masa pemimpin Ratu adil itu dipercayai pada mitos ini kehadiran masa  membawa keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya; mitos ini dikalangan masyarakat adalah bentuk Ramalan/prediksi leluhur Indonesia bernama Prabu Jayabaya; dengan nomena tentang datangnya Ratu Adil.
Baca juga : Kepemimpinan Ratu Adil Bersenjatakan "Trisula Wedha"
Bagimana memahami Ratu Adil ini dalam kajian lebih unik, lebih mendalam dan bersifat melampaui teks literasi mitos Prabu Jayabaya?Â
Adapun tujuan tulisan ini adalah diskursus untuk memberikan makna sendiri yang terpisah dari teks Ramalan Prabu Jayabaya sehingga hadir intersubjektivitas, karena itu tulisan ini bersifat membedakan, dan tidak  mencari fakta otentik (karena otentik itu tidak ada), semua hal di dunia manusia hanyalah Interprestasi.
Sebelum memahami Mitos Ratu Adil maka diperlukan pendasaran logis agar memperoleh tempat diskursus yang memandai. Mitos Ratu Adil adalah Demitologisasi (eksegesis) semua terarah pada dogma tertentu, kemudian di cari epsiteme (prasangka) atau aturan  sebagai Idiologi tertentu didalamnya.
Plato atau Platon menyatakan salah satu cara memahami adalah apa yang di dinamakan doxa (pendapat/opini, kemudian dilanjutkan penjelasan Hans-Georg Gadamer (1900-2002) bahwa pemahaman dalam kaitan dengan Ratu adil sebagai bentuk "Peleburan fusi horizon".
Ada fusi horizon pemahaman, pembaca, budaya, sudut pandang, horizon teks; atau pemahaman adalah bentuk peleburan fusi Horizon, maka ketika horison bergerak maka pemahaman bergerak berubah dan tidak stabil maka interprestasi menjadi mungkin diberikan tempat").
Baca juga : Ratu Adil Sudah Datang
Manusia Makluk Sejarah Ruang dan waktu atau Wirkung_sgeschichte (sejarah pengaruh, semua pemahaman adalah dipengaruhi oleh sejarah, pendefinisan tidak pernah tunggal, maka pilihan pemahaman Ratu Adil memerlukan pada banyak sudut pandang (world views) termasuk makna tanda (semiotika) alam semesta yang bersifat melampaui (beyond).Â