Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menantimu

21 April 2020   23:04 Diperbarui: 21 April 2020   22:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu-mu

Saya ragu apakah saya harus kembali.
Saya akan mengatakan ini sambil menghela nafas
Di suatu tempat usia dan usia karenanya:
Dua jalan menyimpang di hutan, dan aku---
Saya mengambil satu kurang bepergian,
Dan hal itu telah membuat semuanya berbeda.

O siang kehidupan! Waktu untuk merayakan!
Oh taman sorga dan neraka panas!
Kegembiraan datang dengan gelisah dalam berdiri, menatap, menunggu: -
Saya menunggu kamu,  selalu siap siang dan malam.
Kamu sayangku kamu dimana? Datang! Saatnya! Saatnya aku butuh kamu!

Di sana berpasir seolah langit keemasan
Dan emas tampak seperti tanah berpasir.
Tidak ada tempat tinggal buat kita berdua
Kecuali di tepi cakrawala,
Beberapa  gelap gulita di tengah dinding batu kapur,
Bintik hitam itu bukan noda cinta  
Atau bayangan, tapi lubang gua, berbisa;

Kamu mudah digambarkan.
kamu  hidup seperti orang gila.
kamu  tanpa sentimentalitas.
kamu  tidak pernah memiliki keinginan  
Bahkan mendengarkan tidak lebih dari sekadar
penglihatan tanpa batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun