Pertanyannya adalah mengapa Hasilya  sama 7 (tujuh) bukti penemuan Yupa Artefak daya purba  Kutai Kartanegara sama dengan periode angka 7; semenjak  7 bulan [26/8/2019 sampai 26/8/2020] diumumkan atau senggang waktu sejak diumumkan pemindahan IKN secara diluar prediksi dan nalar  munculah kondisi Pandemi Corona melanda dunia, dan Indonesia hari ini minggu tanggal 29 maret 2019 ada 1.285 kena positif korona, 114 meninggal, dan 64 sembuh; penduduk Indonesia dikenakan tahanan Rumah atau {bekerja dirumah]; pasar sepi, Tanah Abang Tutup, kurs mata uang melemah, Negara investor kena wabah juga, dan dipastikan memunculkan potensi "krisis moneter [bahkan krisis sosial"] dihampir seluruh dunia, dan Indonesia, penjadwalan ulang semua perjanjian ekonomi dan perdagangan; deficit transaksi berjalan, melambatnya pertumbuhan ekonomi; maka dengan sendirinya ada potensi besar IKN tersebut mengalami kendala atau jika mau berkata agak ekstrem berpotensi gagal, dari taget dan waktu yang ditentukan; terutama pada sisi anggaranÂ
Dan dipastikan kemungkinan besar recovery ekonomi akibat virus Korona bisa sampai 1 atau lebih tahun, artinya ada kondisi chaos  selama beberapa waktu, dan potensi penundaan, bahkan lebih dari ini bisa terjadi pada proyek IKN tersebut; yang jawabnya tidak tega saya tuliskan mungkin semacam "Inggih-Inggih mboten kepanggih";Â
Bukankah virus Korona adalah benda metafisik, tak berwujud, misteri, dan tak mampu ditangkap secara indrawi, bahkan obatnya pun belum ditemukan secara tepat dan valid;
Lalu mengapa terjadi hal ini [setiap upaya memindahkan ibu kota, atau menggunakan tanah air Kalimatan selalu mengalami kendala, dan paradox]. Iya karena maaf mungkin terlalu rasional, terlalu egois, terlalu lahiriah, terlalu dumeh mungkin, Â terlalu benar, atau terlalu nafsu, mungkin juga hukum karma, mungkin juga manusia menganggap dia saja yang bisa mengatur segalanya; atau mungkin waktunya tidak tepat, atau perjalanan takdir, atau apapun
Mungkin yang lebih mendekat dan kongkrit adalah gagal  paham ilmu Hegel, dan ilmu Spinoza, Ilmu rekonsiliasi sejarah, Ilmu Wadian Dayak Kaharingan, atau tidak paham riwayat sejarah sejati Nusantara dan daya metafisiknya yang dianggap tidak perlu dan tidak penting karena manusia sudah modern; tetapi yang jelas hanya saya yang tahu jawabannya, namun menghindari salah paham, kemarahan pihak lain, konflik tidak saya tuliskan di tulisan ini; Kata para filsuf orang yang paling tahu kebenaran tidak mungkin menuliskannya secara kongkrit, tetapi bisanya kebenaran itu hanya di ungkapkan dalam "metafora";
Arthur Schopenhauer, pada buku {"The World as Will and Representation"}, menyatakan seluruh alam semesta dan manusia merupakan representasi kehendak buta yang meneropong menerabas dengan daya kosmis yang tidak mampu dijelaskan dengan kesadaran rasional manusia. Tetapi ilmu sejarah metafisik nusantara asli, dan ilmu metafisik Wadin Kaharingan mampu menjawab problem utama mengapa pada ada dugaan Dugaan Batalnya IKN, akibat Virus Korona. Simpulannya adalah pemindahan IKN analisisnya belum lengkap dan komprehensif;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H