Thomas Samuel Kuhn, yaitu Pendekatan ilmu eksternal, di mana ilmu dan cara kehidupan manusia pada realitas dunia selalu berputar : P1 =paradigma adanya aliran saling bertentangan, namun P1 dapat di terima dengan itu paradigma di bentuk; NS = masuk dalam fase normal science; A = anomali penyimpangan dari paradigma lama ke paradigma baru; K = Krisis akibat kuatnya anomali; REV = akibat krisis timbul rekontruksi teori /asimilasi evaluasi ulang terhadap fakta sebelumnya sehingga terjadi revolusi alamiah; P2 = terjadilah perubahan standar dan kriteria keabsahan ilmu, tranformasi the scientific imagination, transformation of the world.Â
Maka pandemi virus korona pada paradigm Kuhn adalah bentuk penyelenggaran akademik bersifat REV = akibat krisis timbul rekontruksi teori /asimilasi evaluasi ulang terhadap fakta sebelumnya sehingga terjadi revolusi cara menghilangkan tatap muka kuliah;
Apa itu "transformation of the world" dalam kaitan dengan tutupnya Kampus dan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi;
[a] perubahan bentuk komunikasi tidak langsung, atau dalam theoria Harold Lasswell  [1949] menyatakan  cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa).
Penekanan komunikasi berubah dratis pada "In Which Channel" yakni dengan infrastruktur teknologi dikenal dalam aplikasi E-Learning, atau video conference. Â Menghilangkan fungsi bangunan kampus, gedung, sarana belajar, perpustakan manual, ruang kelas, studio, laboratorium, bahan ajar, materi kuliah, studi kasus, semua dimigrasikan atau dipindahkan kedalam "data based" atau aplikasi teknologi apapun bentuknya;
Dengan pindahnya 100% aktivitas kampus pada basisi teknologi, atau  pola kerja  antarmuka non-virtual, secara totalitas akibat Akibat pandemi Corona benar-benar Indonesia diuji dalam beberapa aspek, yakni [a] aspek investasi infrastuktur penyedian investasi bidang teknologi oleh negara, dan Perguruan Tinggi pada basis teknologi menjadi teruji apakah memadai atau tidak; [b] kesiapan tiga pilar pemilik atau tenaga utama tenaga pendidik [dosen], tenaga non pendidik, dan mahasiswa dalam komitmen pada sumberdaya manusia yang mandiri, bertanggugjawab, dan memiliki etos kerja yang baik; [c] memungkinkan adanya peningkatan pada ketelitian, batas waktu, dan hilangnya toleransi pada kesalahan akibat keputusan hadir, tidak hadir direkap oleh system bernama teknologi;
Akibat berubah mekanisme bentuk kerja dratis pada "In Which Channel" yakni menghilangkan face to face atau tatap muka, atau dialog langsung, berubah menjadi tidak langsung memungkinkan perubahan pola narasi akademik dalam bentuk "omongan atau diskursus langsung" berubah menjadi budaya "tulisan dan kemampuan logika disajikan dalam narasi yang rigor"; maka ada perubahan mental luar bisa "budaya bicara menjadi budaya tulisan", terrekam dalam jejak digital, tidak bisa diralat, tercatat dalam waktu posting, bisa dilacak pemikiran orginal atau abal-abalan, dan akibatnya ada penghinaan pada diri sendiri akibat kekurangan diri;
Bersambung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI