Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia dan Hermeneutika [7]

10 Maret 2020   18:36 Diperbarui: 10 Maret 2020   18:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hermeneutika, dan Manusia [7] | dokpri

Bagi Martin Heidegger, keberadaan dan interpretasi sebenarnya adalah fenomena yang sama bisa dibilang paling baik ditangkap dalam dua konsep utama Heidegger: Dasein dan berada di dunia. Dasein dapat secara kasar diterjemahkan sebagai cara manusia, tetapi terjemahan literalnya adalah "berada di sana" atau "berada di sini." 

Dengan konsep-konsep ini, Heidegger berusaha untuk menekankan bahwa cara manusia menjadi interaktif baik dengan lingkungan seseorang maupun dengan orang lain di dunia. Menjadi manusia berarti aktif dan terlibat dalam dunia seseorang dan dengan orang lain daripada menjadi dalam keadaan statis tertentu.

Tidak ada subjek manusia yang terisolasi yang terpisah dari dunia, bagi Heidegger, dan cara manusia tidak dicirikan secara memadai oleh perbedaan filosofis tradisional antara subjek dan objek, atau oleh perbedaan antara subjek dan subjek lainnya (atau pikiran dan pikiran lain, sebagaimana polaritas ini kadang-kadang dijelaskan) yang berasal, bagi Heidegger, dalam Renungan Rene  Descartes. 

Sebaliknya, menjadi, bagi manusia, berada di dunia, sebuah istilah yang dimaksudkan untuk menyoroti kurangnya hambatan yang jelas antara manusia dan konteks, atau skema kecerdasan, di mana mereka menemukan diri mereka sendiri.

Menurut Heidegger, apa artinya ini bagi fenomena pemahaman adalah bahwa ia selalu merupakan fungsi dari bagaimana manusia yang ada di dunia, yaitu, fungsi konteks. Hubungan antara keberadaan, atau konteks, dan pemahaman bersifat timbal balik. Memahami, bagi Heidegger, mengungkapkan kepada kita apa artinya menjadi, dan siapa kita memengaruhi bagaimana kita memahami berbagai hal.

Dengan kata lain, pemahaman, bagi Heidegger, bukanlah semacam pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi, sebagaimana yang dipikirkan oleh tradisi kanonik, modern, dan filosofis, tetapi lebih merupakan proses menghargai cara di mana segala sesuatu ada untuk orang tertentu, atau sekelompok orang, di dunia.

Lebih jauh, cara di mana segala sesuatu ada bagi kita di dunia adalah fungsi terutama dari praktik sosial dan budaya bersama. Untuk memahami sesuatu, maka, adalah untuk dapat menempatkannya dalam skema kejelasan, yang dihasilkan oleh praktik sosial dan budaya bersama di mana orang menemukan diri sendiri;

Heidegger menyebut penyelidikan fenomenologisnya tentang sifat menjadi   sebagai ontologi mendasar.  Heidegger menyebutnya ontologi hermeneutik, yang menyoroti bahwa, bagi Heidegger, keberadaan dan interpretasi terkait erat hampir dengan titik identitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun