Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penggawa Dilthey, Penemu Ilmu Cara Memahami

15 Februari 2020   18:32 Diperbarui: 15 Februari 2020   20:07 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebaliknya, Dilthey ingin menciptakan karya dasar seperti itu untuk bidang sejarah, politik, teologi, dan sastra, karena menurut pendapatnya humaniora pada abad ke-19 secara keliru memimpin eksistensi bayangan di samping ilmu pengetahuan alam. Untuk mendukung kepeduliannya untuk memperkuat kemanusiaan dalam pembenaran mereka, Dilthey membandingkan perusahaan dengan operasi mesin

 Setiap orang yang bekerja secara mental adalah roda dalam transmisi, tetapi fondasi utama dalam metodologi diperlukan. Dilthey ingin membangun hubungan antara kalimat dan aturan orang kreatif dan masyarakat manusia nyata. 4 Sudah menjadi kondisi eksistensial bagi peradaban untuk mengetahui dan menganalisis kekuatan yang ada dalam masyarakat.

Dalam bab kedua, Dilthey pertama-tama mendefinisikan istilah "sains" dan "kemanusiaan". Dilthey merangkum ilmu-ilmu sejarah dan sosial di bawah istilah "humaniora". Ilmu pengetahuan adalah kumpulan kalimat dan aturan yang universal, konstan dan digabungkan menjadi satu kesatuan yang tertutup. Pada abad ke-19, ilmu alam memainkan peran dominan di dunia akademik. Dilthey, di sisi lain, tidak hanya menegaskan hak yang sama, tetapi bahkan supremasi kemanusiaan atas ilmu pengetahuan alam.

Dilthey menggambarkan proses dalam masyarakat manusia sebagai "fakta spiritual". 5 Ini membentuk realitas manusia, yang harus diserap dan dipahami secara spiritual. Dilthey membagi fakta-fakta intelektual, yaitu sains secara keseluruhan, menjadi humaniora dan ilmu alam, meskipun istilah "humaniora" tidak mewakili istilah optimal baginya.

Menurut Dilthey, manusia memiliki kemampuan untuk menundukkan tindakan dan pikirannya sesuai kehendaknya. Ada dunia batin yang mandiri dalam diri manusia. Baginya, hanya apa yang disadari yang nyata dan ada. Dilthey mengklaim bahwa tidak ada fakta untuk manusia yang tidak disadarinya. Fakta-fakta yang terjadi di dalam alam adalah fakta sadar bagi kita, karena ada aturan dan kalimat untuk mereka yang secara umum dapat diterapkan dan konstan. Menurut Dilthey, kesadaran adalah masalah spiritual, dan penjelasan ilmiah mengesampingkan penjelasan dalam humaniora, karena kita menyadarinya.

Dilthey bahkan mengklaim bahwa humaniora tidak membutuhkan ilmu alam karena objek refleksi adalah "wilayah pengalaman mereka sendiri". 6

Bagi Dilthey, "menjelaskan" ilmu-ilmu alam dan "memahami" kemanusiaan adalah proses yang sadar manusia. Prasyarat untuk ilmu pengetahuan secara keseluruhan adalah kesadaran, yaitu semacam "ilmu kesadaran" sebagai tingkat atas. Bagi Dilthey, ini berarti bahwa aspek-aspek humaniora harus ada di kedua bagian sains. Objek-objek ilmu alam adalah materi, objek dan alam itu sendiri.

Tapi objek dari humaniora adalah pikiran dan kesadaran itu sendiri. Ilmu alam tidak mencerminkan untuk Dilthey karena mereka mengandaikan hukum yang berlaku umum. Humaniora, di sisi lain, bersifat reflektif, karena mereka berhubungan dengan objek "manusia" dan proses yang melekat di dalamnya.

Bagi Dilthey, "kehendak bebas" manusia membuat perbedaan dan dengan demikian "ilmu menjadi" lebih berharga daripada ilmu alam, karena objek mereka tidak memiliki "kehendak bebas" ini.

4. Menurut Dilthey, humaniora dibesarkan dalam praktik kehidupan, tetapi belum terbentuk secara keseluruhan pada zamannya.

Ketika Dilthey merumuskan pernyataan filosofisnya, ilmu-ilmu alam sangat menentukan dan sangat positif bahwa humaniora diperkuat oleh pembenarannya. Namun, Dilthey juga meninggalkan beberapa pertanyaan yang belum terjawab, seperti pembobotan antar bidang sains. Saya tidak dapat memahami pernyataan seperti: "Bagi manusia hanya ada apa yang mereka ketahui". Begitu banyak yang terjadi di sekitar kita dan kita melihatnya tanpa memahami atau memikirkannya. Saya juga berpikir bahwa mengambil kesadaran sendiri sebagai bagian dari refleksi dan berhenti dari tubuh sendiri untuk memikirkannya adalah tidak realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun