Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Riset Seks Manusia dan Hewan, Dapat Menghilangkan Konflik

9 Februari 2020   15:18 Diperbarui: 9 Februari 2020   15:22 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Riset Seks Manusia, Dapat Menghilangkan Konflik

Salah satu hal paling mencolok tentang bonobo (yang hanya hidup di Afrika) adalah mereka sangat damai. Peneliti modern tidak pernah mengamati satu pembunuhan pun di antara mereka. Alih-alih berkelahi satu sama lain, kelompok bonobo jauh lebih mungkin untuk bersosialisasi secara damai, berhubungan seks dan saling merawat.

Bonobo jantan tidak mendominasi kelompok mereka, dan masyarakat mereka tidak hierarkis, tanpa kelompok elit yang melompati kekuasaan atas yang lain. Selain bersikap ramah dan kooperatif satu sama lain, bonobo sering menunjukkan tanda-tanda empati dan altruisme terhadap hewan lain. Sebagai contoh, adalah umum untuk melihat mereka membantu atau merawat hewan lain yang terluka, seperti burung atau kura-kura.

Namun, yang paling terkenal, bonobo adalah hewan yang sangat seksual. Mereka melakukan banyak seks, dalam banyak cara berbeda. Mereka sering bercinta berhadap-hadapan, seperti manusia (walaupun dalam posisi lain juga), dan menggosok kelamin adalah normal dan kebiasaan seperti   normal untuk bonobo, kebanyakan dari mereka tampaknya biseksual (setidaknya seperti yang kita istilahkan). Sebagai contoh, anggota dengan jenis kelamin yang sama sering menggosok alat kelamin mereka bersama dan saling memberikan orgasme.

Bahkan, tampaknya ada hubungan kuat antara perilaku seksual bonobo dan kedamaian dan egalitarianisme mereka. Jika bonobo menunjukkan tanda-tanda agresi atau tanda-tanda ketegangan atau perselisihan sosial, itu sering disebarkan oleh aktivitas seksual. Seperti yang dikatakan ahli zoologi Frans de Waal, "aktivitas seksual adalah jawaban bonobo untuk menghindari konflik."   

Ada beberapa bukti hubungan antara perilaku seksual dan kedamaian dalam urusan manusia. Pada tahun 1975 James W. Prescott menerbitkan sebuah penelitian luar biasa yang disebut "Kesenangan tubuh dan asal-usul kekerasan," yang menunjukkan korelasi yang sangat kuat antara kebebasan seksual dan kekerasan sosial di seluruh dunia. Mempelajari data dari 400 budaya yang berbeda, Prescott menemukan bahwa masyarakat yang ditandai oleh "perilaku seksual pranikah permisif" memiliki tingkat kekerasan fisik orang dewasa yang rendah, sementara masyarakat yang menghukum seks pranikah (dan di luar nikah) adalah yang paling kejam. Sebagai hasilnya, ia menyimpulkan bahwa "Kebebasan seksual pranikah bagi kaum muda dapat membantu mengurangi kekerasan dalam masyarakat."  

Prescott menemukan korelasi antara tingkat kekerasan masyarakat dan seberapa besar kasih sayang dan kontak tubuh yang diterima anak-anak mereka dari orang tua mereka. Dia menyimpulkan bahwa "masyarakat yang memberi bayi mereka kasih sayang fisik terbesar memiliki lebih sedikit pencurian dan kekerasan di antara orang dewasa, sehingga mendukung teori bahwa perampasan kesenangan tubuh selama masa bayi secara signifikan terkait dengan tingginya tingkat kejahatan dan kekerasan."

Daftar Pustaka: Donald S. Marshall., Human sexual behavior;: Variations in the ethnographic spectrum Hardcover. 1971

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun