Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mitos Yunani Kuna Pada Themis dan Hukum

20 Januari 2020   23:10 Diperbarui: 21 Januari 2020   00:31 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah tepatnya arti kesetaraan dalam keseluruhan pengembangan teori kosmologis awal dari Anaximander ke Empedocles: kekuatan sama jika mereka dapat menahan orang lain, dengan cara yang tidak ada yang lebih kuat dari yang lain.

Ada banyak  interpretasi kosmologis dari istilah dik according dalam bahasa Yunani kuno menurut untuk Aristoteles, yang menetapkan sinonim antara keadilan dan kesetaraan melalui penggunaan pemisahan baris paradigma. 

Aristoteles mengungkapkan, pada dasarnya, bahwa kata-kata hakim diksast dan dikaion hanya datang dari root dike, judgment, yang pada gilirannya berasal dari kata keterangan dksa, 

Pembagian menjadi dua bagian yang sama. Selain itu, kata keterangan dks berasal dari akar kata Yunani dis-, terbagi menjadi dua bagian, dikotomis, yang pada gilirannya berasal dari akar bahasa Sansekerta  dis- (dik) yang makna menunjukkan konsep astronomi dari garis horizon, - yaitu garis batas yang membelah rupanya kosmos di dua bagian yang sama, Bumi dan Langit.

Dan arti kata Dike dikaitkan dengan membuat penilaian atau keputusan antara keduanya kontestan, yaitu, menempatkan garis pemisah (lurus atau bengkok) di antara mereka. 

Selanjutnya, ini konsepsi asli yang mewakili keadilan sebagai pembagian kosmos menjadi dua bagian yang sama, atau kosmik dasmos, berakar pada kosmogoni kuno tidak hanya Yunani tetapi juga Indo-Iran, Hindu, Persia Tua, Mesir, Babel dan Cina. 

Untuk menyimpulkan, menurut penelitian saya,  Platon bisa digunakan paradigma Garis cakrawala untuk menjelaskan Ajaran Ide kosmologisnya;

Daftar Pustaka:

Smith, William (1880). A Dictionary of Greek and Roman Biography and Mythology. London: John Murray

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun