Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"The Republic", Buku Buatan Manusia Paling Berpengaruh

19 Januari 2020   12:16 Diperbarui: 19 Januari 2020   12:29 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang, ketidaknyamanan dengan salah satu nama besar dalam filsafat - karakter sastra atau tidak  adalah sesuatu yang dia yakini adalah hal yang sangat baik.

Gagasan Socrates akan membuat para pembaca keberatan. Namun, mereka akan menemukan  meskipun mereka tidak setuju dengan apa yang direkomendasikan Socrates, mengembangkan argumen terhadap proposal-proposal itu adalah latihan yang paling berharga," katanya.

"Mereka akan dipaksa untuk memikirkan asumsi dasar mengenai politik. Misalnya, hampir semua dari kita percaya  kebebasan politik adalah hal yang baik, dan  semua warga negara harus dianggap setara di hadapan hukum. Tetapi mengapa? Platon  akan mendorong kita untuk membela keyakinan kami yang paling berharga." Berulang kali, Platon  menguji keyakinan itu.

Apakah Anda percaya pada kebebasan pers dan hak seniman untuk mengemukakan cita-cita yang ia yakini?; Kota ideal Socrates adalah kota di mana aktivitas budaya, karena peran sentralnya dalam membentuk karakter warganya dan mengembangkan wali dan pemimpin kota, harus disensor dan dikontrol dengan ketat. Dia mencatat  "penting bagi para penguasa kota untuk mengawasi pembuat dongeng."

Apakah Anda percaya harus ada akses universal ke perawatan medis, dan  orang sakit, atau mereka yang kurang berkontribusi pada masyarakat, layak dirawat?

Di kota ideal Socrates yang ia bangun, ingat, untuk memeriksa definisi dan alasan keadilan para dokter untuk meningkatkan kesejahteraan kota. Jika mereka yang kurang berguna untuk kota, atau tidak lagi berguna sama sekali, karena itu harus pergi tanpa perawatan, bahkan ke titik kematian karena manusia bodoh dan tidak mau memeriksa hidupnya tidak layak untuk hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun