Sama seperti behaviorisme percaya itu bisa 'di belakang' pengalaman langsung yang sudah diandalkannya, teori Gestalt percaya itu bisa menyimpulkan bentuk realitas yang sebenarnya berdasarkan fenomena (nyata). Apa yang mereka lewatkan adalah, sesuai dengan konsep bentuk mereka sendiri, fenomenalitas adalah kenyataan. "Alam," Merleau-Ponty akan membantah,tidak bisa (Gestalt theorist) menyebut realitas transenden yang mandiri dari bentuk fisik yang diikat bersama oleh hubungan sebab akibat. Sebaliknya, "alam" harus menjadi ekspresi bidang struktural umum yang "obyektif-subyektif" sebagai pengalaman. Alam akan objektif, sejauh keberadaan struktur tetap independen dari organisme, namun  subyektif karena tatanan struktur dan signifikansi ideal akan tergantung pada interaksi dinamis dengan organisme. Gambaran struktural tentang alam ini, bagi Merleau-Ponty, bersifat elemental dan duniawi dalam arti mirip dengan daging.
Kita sekarang berada di ambang titik positif Merleau-Ponty: di satu sisi, dia telah memberi tahu kita, teori Gestalt dengan tepat mengakui prasangka dalam psikologi. Sementara sains selalu dilakukan dari sudut pandang manusiawi,  ketergantungan pada subjek tidak mengancam statusnya sebagai ' objektif '. Poin ini adalah pusat keberatan Gestaltis terhadap behaviorisme. Namun, di sisi lain, teori Gestalt belum sampai mempertanyakan ontologi klasik behaviorisme. Artinya, mereka tidak mau memperpanjang status subyektif-obyektif yang mereka identifikasi dalam domain pengalaman ke domain alam. Karena itu mereka memperlakukan perspektif manusia hanya sebagai "titik tolak, ". Untuk alasan ini, "teori Gestalt tidak mengakui  atomisme psikologis hanyalah kasus khusus dari prasangka yang lebih umum: keyakinan yang tidak dipertanyakan dalam menentukan keberadaan dan di dunia" membutuhkan ontologi baru.
Struktur Perilaku memberi pertanda status "unsur" daging dengan menempatkan alam sebagai tanah tempat terbentuk dan "makna-makna penting" muncul. Konsepsi alam ini pada dasarnya terkait dengan kedagingan,  apalagi, karena tubuh, yang Merleau-Ponty anggap sebagai kasus paradigma struktur, adalah arena di mana bentuk "ideal" diwujudkan. Sudah dalam Struktur Perilaku, kesadaran yang dinaturalisasi dan sifat fenomenologis terjalin di situs tubuh. Sebelum  melakukan ini, bagaimanapun, perlu untuk mengatakan apa yang dipertaruhkan dalam perbedaan kritis yang ditarik Merleau-Ponty antara "struktur aktual" dan "bentuk ideal."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H