Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Herder Episteme Sejarah Manusia [6]

15 Januari 2020   16:15 Diperbarui: 15 Januari 2020   16:32 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah kobaran matahari, ledakan paling keras dari masalah listrik, angin dan semua perubahan yang berbeda dalam cuaca, seks kita akan mengambil tempat kelahirannya dan tempat pertama pendidikan dan kemudian ke zona selatan yang dingin, yang dekat dengan garis panas bumi, serta menyebar ke wilayah utara; bapak dunia memilih institusi pendidikan yang lebih baik dari asal usul kita. 

Di bumi yang beriklim sedang ia memindahkan suku utama kastil Dunia Lama, tempat tinggal orang-orang yang paling berpendidikan. Di sini dia memberinya daerah yang lebih lunak, karena itu sifatnya lebih lembut, sekolah pendidikan yang lebih bervariasi, dan dari sana, secara bertahap dan kuat diperkuat, biarkan mereka berkeliaran ke daerah yang lebih panas dan lebih dingin. 

Jenis kelamin pertama bisa hidup di sana dengan tenang pada awalnya, kemudian secara bertahap bergerak turun dengan gunung dan sungai dan menjadi terbiasa dengan daerah yang lebih sulit. Semua orang mengerjakan lingkaran kecil mereka dan menggunakannya seolah-olah itu adalah alam semesta. 

Kebahagiaan dan kemalangan tidak menyebar tak terbendung seolah-olah, barisan pegunungan yang lebih tinggi di bawah garis khatulistiwa seharusnya mendominasi seluruh dunia utara dan selatan. Jadi Pencipta dunia selalu mengaturnya lebih baik daripada yang kita tentukan; bentuk bumi kita yang tidak beraturan mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh keteraturan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun