Akhirnya melalui cara ini [1,2,3,4] sebagai upaya mencari dengan kerinduan untuk menemukan kebenaran itu adalah seorang ilmuwan sejati atau seorang filsuf sejati ["alethos philosophos"], dan memberikan pandangan sejati ["alethes doxa"] tentang hidup;
Pertanyaan berikutnya adalah Apa itu "Amicus Platon, sed magis amica veritas" dalam kaitan Platon  dan Aristotle [muridnya]; dikaitkan dengan ] bentuk kritik pemikiran  oleh Aristotle pada idea Platon ; kemudian melakukan novelty [membuat keterbaharuan berpikir];
Bagi Aristotle filsafat Praxis disandingkan dengan konsep phronesis membentuk makna khusus dan tertentu; Aristotle merancang pada pengetahuan melandasi pada sikap dan tindakan manusia; dalam hal ini termasuk dua hal tentang [episteme] atau "epistemokon" dan tentang tindakan ["praktikon"] Â yang membentuk "praktike episteme" sebagai satu kesatuan dan keutuhan;
Pertama soal  "[episteme] atau "epistemokon" maka Aristotle masih sepakat dan setuju dengan Platon . Platon  menyatakan [episteme] atau "epistemokon" adalah yang bersifat niscaya dan sejati dengan dunia "eidos" yang merupakan realitas yang sebenarnya [Teks Phaedrus 247d], sebagai sesuatu ada dalam dirinya dan mencukupi dirinya sendiri [teks Phaedrus 75d], dan pengetahuan sejati [teks Theaetetus 187b, ddan Philebus 62a];
Pertama [1] Beda dan novelty [keterbaharuan gagasan] Aristotle adalah [episteme] atau "epistemokon" merupakan gagasan universal bersifat niscaya dengan objeknya dan karena itu mensifatkan kesejatian; Dan untuk mencapai objek tersebut perlu pendekatan fakta empiric atau induksi atau melalui silogisme; Maka pengetahuan membutuhkan atau mengandaikan demonstrasi;
Ke [2] menyangkut Praxis sebagai "magnum opus" Â kunci novelty [atau "state of the art"] karya Aristotle yang belum dijumpai secara maksimal pada Platon . Aristotle menganggap kontemplasi pada dunia idea memang penting, tetapi hanya salah satu sisi saja bersifat rohani ["nous"]; sedangkan manusia adalah perpaduan jasmani, dan rohani; Maka dibutuhkan apa yang disebut "actus" yang terungkap secara jasmani [material];
Maka istilah kata "prag + sis" dimana "prag" berarti perbuatan atau tindakan, atau "to pragma" kegiatan usaha dengan susah payah; atau "praktikos"  sebagai daya upaya, Maka bagi Aristotle manusia dalam dimensi jiwa raga mengkongkritkan dalam dimensi spekulatif atau intelektual ["nous noetikos" atau "dianoetikos"] pada satu aspek, dan dimensi pencitraan dalam pengalaman hidup atau ["nous praktikos"] yang meragakan keindahan, dan kebergunaaan atau kebaikan hidup  ["ethikos"] pada aspek lainnya;
Ke [3]  Aristotle mengetengahkan rupa-rupa makna, misalnya pada [1 substansi, dan 9 kategori] terhadap praxis setiap aktivitas manusia tidak ada yang dapat membatasi  tindakannya  ["ton praxeon"] yang memiliki tujuan pada dirinya sendiri;  Maka Aristotle menyatakan "prinsip semua tindakan adalah sebuah pilihan bebas" dari kehendak, dan kecerdasan watak manusia. Maka Aristotle menyatakan "praxis" adalah tindakan manusia sekaligus sebagai pengetahuan ["dianoia"] sebagai pendasarannya;
Simpulan: Amicus Platon, sed magis amica veritas" adalah bentuk dalam pencarian novelty atau keterbaharuan gagasan pengembangan ilmu baru atau dikenal sebagai "state of the art" dilakukan melalui pemikiran kritis;
*] Bahan Kuliah Program S3 Filsafat Ilmu dan Metode Pencarian Novelty Riset ["state of the art"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H