PROTARCHUS: Mereka konyol.
SOCRATES: Dan apakah kita tidak mengakui ketidaktahuan mereka sebagai kemalangan?
PROTARCHUS: Tentu saja.
SOCRATES: Dan apakah kita merasakan sakit atau senang menertawakannya?
PROTARCHUS: Jelas kami merasakan kesenangan.
SOCRATES: Dan bukankah iri pada sumber kesenangan ini yang kita rasakan pada nasib buruk teman-teman?
PROTARCHUS: Tentu saja.
SOCRATES: Lalu argumen itu menunjukkan  ketika kita menertawakan kebodohan teman-teman kita, kesenangan, bergaul dengan iri hati, bergaul dengan rasa sakit, karena iri hati telah diakui oleh kita sebagai sakit mental, dan tawa itu menyenangkan; jadi kami iri dan tertawa pada saat yang bersamaan.
PROTARCHUS: Benar.
Socrates: Dan argumen itu menyiratkan  ada kombinasi kesenangan dan rasa sakit dalam ratapan, dan dalam tragedi dan komedi, tidak hanya di atas panggung, tetapi pada tahap yang lebih besar dari kehidupan manusia; dan dalam kasus-kasus lain yang tak ada habisnya.
PROTARCHUS: Saya tidak mengerti bagaimana orang dapat menyangkal apa yang Anda katakan, Socrates, betapapun ia ingin sekali menegaskan pendapat yang berlawanan.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125