Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Uang, Kepemimpinan, dan Rusaknya Negara

30 September 2019   08:01 Diperbarui: 30 September 2019   08:16 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang, Kepemimpinan,  Dan Rusaknya Negara 

Awal tahun 2019 lalu Indonesia Ranking 89 Indeks Persepsi Korupsi Dunia. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun ini naik menjadi 38. Menurut TII, Indonesia menduduki peringkat ke 89 dari seluruh negara di dunia.

Seperti dikutib dari TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Agus Rahardjo mengatakan jika lembaga antirasuah tersebut memiliki tenaga yang cukup, KPK akan melakukan operasi tangkap tangan (OTT) setiap hari terhadap penyelenggara negara. 

"Kalau KPK punya tenaganya cukup hari ini, KPK melakukan OTT setiap hari bisa," kata Agus dalam diskusi Review Konvensi PBB Anti Korupsi (UNCAC) di kantornya, Selasa, 27 November 2018. Meski KPK terus melakukan penindakan korupsi, kata Agus, hari ini ia menduga masih banyak kepala daerah dan penyelenggara melakukan korupsi. Jika KPK memiliki tenaga memadai, ia menyebut maka mereka bisa ditangkap hari ini juga. "Kalau kami punya orang, pejabat bisa habis hari ini juga," ujarnya;

Bagimana kajian filsafat tentang Uang, Kepemimpinan,  Dan Rusaknya Negara Indonesia dengan memahami kondisi korupsi di Indonesia;

Bagi Platon, salah satu tanda perbedaan antara menyesatkan dan filosofi atau manusia bijaksana adalah  sang sofis mengambil bayaran untuk pelayanan. Socrates tidak. 

Sikap Socrates terhadap uang mencerminkan ketidakpeduliannya yang unik terhadap hal-hal fisik, dan pemahaman yang lebih memuaskan tentang Platon tentang uang perlu beralih ke diskusinya tentang kecintaan terhadap uang atau keserakahan, terutama di Republik.

Platon menempatkan pencinta uang dalam jiwa nafsu makan reproduksi bersama dengan hasrat fisik seperti kelaparan dan nafsu; mengapa ia harus melakukannya dijelaskan jika ketamakan dipandang sebagai contoh utama dari sikap posesif yang lebih luas yang pada akhirnya bersifat somatik.

Platon benar untuk memperingatkan terhadap ketamakan dan kemungkinan dampaknya terhadap praktik filsafat atau pegangan manusia pada kebenaran keberutamaan. 

Dan mengikuti Platon bisa disimpulkan filsafat paling baik dipahami sebagai pertanyaan yang tidak dibatasi oleh kepentingan pasar atau pertimbangan uang tetapi dilakukan dalam konteks kebebasan akademik mencari keutamaan kemudian mempraktikkannya dalam kehidupan.

Akar semua kejahatan, cinta uang, telah ada sejak lama.  Dua puluh empat abad yang lalu, Platon sangat mengkhawatirkan keserakahan dan bagaimana mengendalikannya. Platon percaya  manusia didorong oleh keinginan tubuh yang berlebihan untuk mengumpulkan barang-barang di luar kebutuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun