Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kegagalan dan Keruntuhan Ideologi Uang

29 September 2019   15:27 Diperbarui: 29 September 2019   15:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penting untuk menghargai   ini bukan pertama kalinya hubungan manusia dengan uang telah berubah. Jika manusia hidup di Abad Pertengahan atau budaya suku, manusia mungkin akan menemukan nilai-nilai material modern tidak dapat diterima. Sementara kekayaan materi memiliki pengaruh signifikan pada Abad Pertengahan, keserakahan dianggap sebagai salah satu dari tujuh dosa mematikan. Dan dalam masyarakat suku, perbedaannya bahkan lebih jelas   tidak ada ruang untuk keuntungan individu yang mengancam kesejahteraan kelompok.

Perbedaan-perbedaan ini lebih dari konsekuensi biasa dan bukan hanya karena mereka membantu manusia menghargai   memikirkan kembali yang penting bukanlah hal yang baru. Banyak dari antipati yang dapat dimiliki oleh orang-orang non-Barat untuk nilai-nilai Barat terletak pada perbedaan-perbedaan ini yang dapat dianggap sebagai perbedaan moral yang dalam.

Kemajuan Zaman Modern sangat menakjubkan. Dan kemajuan zaman modern tidak akan mungkin terjadi tanpa pandangan dunia yang lebih individualis dan materialis tentang dunia dan nilai-nilai yang menyertainya. Tetapi untuk masa depan manusia tidak bisa berhenti di situ. Ini bukan untuk menyerukan advokasi "kecil itu indah" yang berlawanan. Ini adalah panggilan keras untuk memikirkan kembali kekayaan kolektif dan pribadi dengan cara yang lebih sepenuhnya memperhitungkan semua yang menciptakan makna manusia, dan, lebih khusus lagi, semua makna manusia itu meminta   waktu manusia.///

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun