Bisa dibayangkan betapa tanda awal rusaknya Negara ini, dan dampaknya pada ketertinggalan dengan Negara lain. Contoh yang paling dekat adalah Negara India pada berita  CNN Indonesia  Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) berhasil meluncurkan misi Chandrayaan-2 pada Selasa (23/7/2019) pukul 14.43 waktu setempat. Misi ini dijadwalkan meluncur di kutub selatan Bulan.
Chandrayaan atau berarti kendaraan Bulan dalam bahasa Sansekerta berhasil lepas landas dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, negara bagian Andhra Pradesh. Apakah tidak malu Negara dan kita semua dengan contoh ini;
Semua dunia harus kita akui,  situasi  kita masih ribut iuran BPJS, tetapi Negara lain sudah melakukan bukan hanya [bacot] bahwa apapun kemajuan modern memberikan dampak positif misalnya tidak ada manusia mati karena TBC, buta kena katarak, atau Jogja Jakarta jalan kaki, ada pesawat terbang, kerata api, listrik, komputer, iphone, dan seterusnya bahwa kemajuan dirasakan sekarang ini bukan karena doa, tetapi karena otak manusia (daya rasional) atau disebut pencerahan bukan dari demo rebut jabatan, korupsi dan seterusnya.
Kita semua harus memiliki keberanian melompat, dan progress ini akan membawa umat manusia pada pencerahan, atau kemajuan zamanan atau proses modernitas dengan memahami rasionalitas suatu Bangsa Indonesia.
Negara lain sudah melakukan bukan hanya wacana [bacot] tentang kekuatan Scientia (pembisaan pelatihan intelektual) sebagai upaya mencari keselamatan atau membangun "regnum hominis" (pengetahuan sebagai kekuasaan manusia di dunia) atau establishing the dominion of man on earth ("regnum hominis").
Fakta menunjukkan bahwa manusia bisa naik pesawat terbang pulang pergi ke Solo, Jogja, Bali, Kaltim, Papua, NTT,  wisata liburan ke Jepang, Eropa, hanya beberapa menit atau jam dan tidak jalan kaki karena hasil otak pikiran cerdas, kemampuan menciptakan, dan seterusnya. Atau pada sisi lain ada fakta bahwa manusia sakit TBC, malaria, flu, buta karena katarak, sakit patah tulang,  bisa di sembuhkan dengan hasil ilmu, dan logika, dan bukan dengan doa, bukan dengan rasis, bukan dengan iri hati, bukan dengan saling tusuk menusuk. Kita semua sadar google, atau perang dagang Amerika China adalah memperbutkan posisi menguasai dan di kuasi, sampai semua data pribadi tiap kepala kita, isi di hape kita tiap detik, tersimpan di Amerika dan Negara maju atau di perusahan  China.Â
Mengapa kita iri hati, Â dan kritik membabibuta dengan kebencian tanpa mau mengevaluasi diri masing-masing. Per 30 Juni 2019 Perusahaan China Huawei melompati Apple ke posisi kedua berdasarkan jumlah perangkat yang dikirim kedua perusahaan pada kuartal yang berakhir 30 Juni. Itulah kondisi fakta, dan kenyataan, harus diakui bahwa kemajuan peradaban adalah kemampuan kerja keras, kerja jujur, dan bertanggungjawab.
Kita masih rebut soal boleh tidaknya pedagang di DKI jualan di trotoar, atau sampai 5 tahun baru bisa menghasilkan mobi Esemka, berita Hoaks dengan kebencian, dukun cabul, video mesum, OTT KPK, demo rusuh bakar-bakar asset Negara, ramai pada kampung gaib atau Desa Penari, tabrakan di tol cipularang, listrik mati 12 jam, utang Negara terus menanjak, kurs melemah, tontonan kekerasan, dan seterusnya. Dimana secara logis masalah seperti ini udah selesai 60 tahun lalu atau bahkan 1.000 tahun lalu di Negara lain.
Pada kasus lain bisa dibayangkan riset NASA Space Shuttle (USA), telah menciptakan  pesawat, dengan kecepatan hingga 28.100 kilometer per jam atau 1,4 jam untuk mengelilingi Bumi. Bahkan jika tahun 2030 ide ini diproduksi, komersialisasi pesawat Space Shuttle maka jarak Jakarta ke Tokyo Jepang hanya butuh waktu 3 menit sampai 12 menit atau mungkin 1 menit. Demikian juga hasil riset otak berpikir di publikasi terakhir telah ditemukan adanya partikel Tuhan (God particle: Higgs boson), dan penemuan bumi kembar yang bisa ditempati manusia. Â
Simpulannya adalah Demo Dayak di Depan Istana Negara  wujud kemarahan dan kritik paling kasar pada roh NKRI untuk segara sadar diri. Harapannya adalah roh NKRI  melakukan recovery pada tanggungjawab bersama untuk mengembangkan potensi diri masing-masing melalui kemampuan fakultas akal budi guna membangun "regnum hominis" (kemampuan otak dan tindakan cerdas sebagai regulasi komitmen bersama) menghasilkan keadilan dan kemakmuran secara universal.Â
Maka hilangnya beras kuning ditabur sekitar Istana pada Saat Demo Dayak adalah simbol pesan pertama dan terakhir mengudang dengan batin paling dalam  apakah tiga sektor: sektor publik (pemerintah), sektor swasta (perusahaan bisnis), dan semua  masyarakat sipil Indonesia  mau bertobat menjadi baik atau tidak ***. // selesai//
Â