MAKNA DOXA [1]
Pada retorika klasik  Yunani Kuna doxa mengacu pada domain opini, kepercayaan, atau kemungkinan pengetahuan  berbeda dengan episteme, domain kepastian atau pengetahuan sejati. Â
Doxa didefinisikan sebagai "opini publik, prasangka mayoritas, konsensus kelas menengah. Hal ini terkait dengan konsep doksologi, dengan segala sesuatu yang tampak jelas dalam hal pendapat, atau praktik dan kebiasaan konvensional. Secara etimologi, doxa berasa; dari kata bahasa Yunani, "opini".
Filsafat Yunani Kuna pada tradisi mengutuk retorika karena  pendapat tentang keadilan telah mengekang seni sejak Platon menulis Gorgias.Â
Para  Sofis di Gorgias berpendapat bahwa retorika menciptakan kebenaran yang berguna untuk saat-saat keluar dari doxa , atau pendapat dari rakyat, melalui proses argumen dan kontra argumen. Menurut Socrates, doxa tidak  memiliki  'kebenaran' semacam ini yang, bagaimanapun, namun penting bagi demokrasi".
Pada teks Buku The Republic, ... Socrates mengatakan, 'Bahkan pendapat terbaik pun buta' (Teks Republik 506c) ... Orang tidak akan pernah bisa menjadi tuan dari doxa sendiri. Selama seseorang hidup dalam domain doxa, seseorang diperbudak oleh opini yang berlaku di dunia sosialnya.Â
Pada teks Buku The Republic Theaetetus, makna negatif doxa digantikan oleh yang positif. Dalam artinya yang baru, kata doxa tidak lagi dapat diterjemahkan sebagai kepercayaan atau opini dapat  diterima secara pasif dari orang lain, tetapi secara aktif dibuat oleh agen tersebut.
 Gagasan aktif doxa ini dideskripsi Socrates tentang hal itu sebagai dialog jiwa dengan dirinya sendiri, mengajukan pertanyaan dan menjawab sendiri, menegaskan dan menyangkal, dan akhirnya membuat sintesis keputusan (Theaetetus 190a); dan keputusannya bisa rasional jika pembicaraan jiwa itu rasional.
Ada dua makna dari istilah klasik doxa . Yang pertama lebih setia pada warisan klasik; karena  berasal dari perspektif epistemik yang didasarkan pada kontras antara kepastian dan probabilitas. Yang kedua pada makna sosial dan dimensi budaya dan berkaitan dengan seperangkat keyakinan yang secara luas.Â
Kedua makna ini tidak selalu mewakili pergeseran dari teori klasik ke teori modern. Aristotle membedakan doxa sebagai pendapat, dari episteme sebagai kepastian.Â
Tetapi dalam mendaftarkan berbagai kepercayaan dengan tingkat tinggi probabilitas atau mengidentifikasi asumsi budaya, sosial (atau apa yang disebut ideologis) spesifik berdasarkanpremis  sebagai masuk akal dan disetujui oleh anggota komunitas tertentu";
bersambung
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H