Sigmund Freud fenomena Organ Penis  dan Vagina [11]
Tulisan ini adalah bagian tinjuan pustaka pada penelitian episteme filsafat seksuasi studi etnografi pada Candi Sukuh Jawa Tengah tahun 2012 lalu untuk aesthetica Pantheon Jawa Kuna  Lingga dan Yoni. Tulisan ini adalah bedah literature Sigmund Freud [1856-1939] dengan tema [Three essays on the theory of sexuality]. Saya lebih suka menyebut buku ini sebagai Sigmund Freud (1856-1939) pada Tiga Kontribusi terhadap Teori Seksual [1910]. Berikut ini adalah rangkuman teks bagian tulisan  Sigmund Freud [1910] "The Transformations of Puberty." Atau Transformasi Pubertas.
Jawaban atas pertanyaan ini dicapai melalui pemeriksaan hubungan kehidupan seksual psikoneurotik, banyak kelompok yang tidak terlalu jauh dari normal. Pemeriksaan ini telah dilakukan melalui investigasi psikoanalitik.Â
Dengan demikian, kami telah menemukan  kecenderungan untuk semua penyimpangan mungkin ditunjukkan pada orang-orang ini dalam bentuk kekuatan bawah sadar yang mengungkapkan diri mereka sebagai pencipta gejala, dan kita dapat mengatakan  neurosis, seolah-olah, adalah negatif dari penyimpangan.
Mengingat difusi tendensi besar terhadap penyimpangan, gagasan itu memaksakan diri kepada kita  disposisi terhadap penyimpangan adalah kecenderungan primitif dan universal dari dorongan seksual manusia, yang darinya perilaku seksual normal berkembang sebagai akibat dari perubahan organik dan hambatan psikis. dalam perjalanan jatuh tempo.Â
Kami berharap dapat menunjukkan disposisi asli dalam kehidupan masa kanak-kanak; di antara kekuatan-kekuatan yang menahan arah dorongan seksual kita telah menyebutkan rasa malu, benci dan simpati, dan konstruksi sosial moralitas dan otoritas.Â
Karena itu kami telah dipaksa untuk merasakan dalam setiap penyimpangan tetap dari kehidupan seksual normal sebuah fragmen perkembangan yang terhambat dan infantilisme. Pentingnya variasi disposisi primitif harus diletakkan di latar depan,tetapi di antara mereka dan pengaruh kehidupan kita harus mengasumsikan hubungan kooperatif dan bukan oposisi.Â
Di sisi lain, karena disposisi primitif haruslah kompleks, dorongan seksual itu sendiri nampak kepada kita sebagai sesuatu yang terdiri dari banyak faktor, yang dalam penyimpangan menjadi terpisah, seolah-olah, ke dalam komponen-komponennya.Â
Penyimpangan dengan demikian membuktikan diri mereka berada di satu sisi hambatan, dan di sisi lain dari perkembangan normal. Kedua konsepsi itu menjadi satu dalam asumsi  dorongan seksual orang dewasa berasal dari pemahaman beragam perasaan kehidupan masa kanak-kanak menjadi satu kesatuan dan satu aspirasi dengan satu tujuan tunggal.
Dorongan seksual itu sendiri nampak bagi kita sebagai sesuatu yang terdiri dari banyak faktor, yang dalam penyimpangan menjadi terpisah, seolah-olah, ke dalam komponen-komponennya. Penyimpangan dengan demikian membuktikan diri mereka berada di satu sisi hambatan, dan di sisi lain dari perkembangan normal.Â