Sigmund Freud Fenomena Organ Penis dan Vagina [4]Â
Tulisan ini adalah bagian tinjuan pustaka pada penelitian episteme filsafat seksuasi studi etnografi pada Candi Sukuh Jawa Tengah tahun 2012 lalu. Tulisan ini adalah bedah literature Sigmund Freud [1856-1939] dengan tema [Three essays on the theory of sexuality]. Saya lebih suka menyebut buku ini sebagai Sigmund Freud (1856--1939) pada Tiga Kontribusi terhadap Teori Seksual [1910].
Freud telah membuat banyak penambahan pada episteme pengetahuan ini, tetapi  telah melakukan sesuatu yang jauh lebih besar konsekuensinya. Dia telah berhasil, dengan penetrasi yang luar biasa, bagian yang dimainkan naluri ini dalam setiap fase kehidupan manusia dan dalam pengembangan karakter manusia, dan telah mampu membangun dengan teguh pijakan tesis yang luar biasa bahwa penyakit psikoneurotik tidak pernah terjadi dengan sempurna. kehidupan seksual normal. Jenis-jenis emosi lain berkontribusi pada hasilnya, tetapi beberapa kelainan kehidupan seksual selalu ada, sebagai penyebab emosi dan penindasan yang sangat mendesak.
Naluri yang dimiliki oleh setiap anak menghasilkan keinginan atau keinginan yang harus dihadapi dengan cara tertentu. Mereka dapat disempurnakan ("disublimasikan"), sejauh yang diperlukan dan diinginkan, menjadi energi dari jenis lain  seperti yang terjadi dengan insting bermain  atau mereka dapat tetap sebagai sumber penyimpangan dan inversi, dan keinginan baru. jenis diganti untuk jenis-jenis yang lebih primitif di bawah tekanan peradaban konvensional.Â
Gejala-gejala psikoneurosis fungsional mewakili, setelah mode, salah satu dari upaya yang tidak memadai untuk menemukan pengganti keinginan mengidam yang lahir dari naluri seksual, dan bentuk mereka sering tergantung, sebagian setidaknya, pada kekhasan kehidupan seksual dalam masa bayi dan anak usia dini.Â
Adalah tugas Freud untuk menyelidiki periode keberadaan yang tidak cukup kronis ini dengan kecerdasan yang luar biasa. Dengan melakukan hal itu ia menjelaskan bahwa "penyimpangan" dan "inversi" yang muncul kembali kemudian dalam bentuk yang begitu mencolok, termasuk dalam kehidupan seksual normal anak muda dan terlihat, dalam bentuk terselubung, di hampir setiap kasus penyakit saraf.
Tidak dapat sering diulang bahwa penemuan-penemuan ini tidak mewakili deduksi yang fantastis, tetapi merupakan hasil dari pengamatan yang cermat dan cermat yang dapat diverifikasi oleh siapa pun yang akan mempersiapkan diri secara memadai. Para kritikus mengkhawatirkan jumlah "seksualitas" yang ditemukan bukti oleh Freud dalam sejarah pasiennya, dan menganggap bahwa ia meletakkannya di sana. Tetapi kritik semacam itu adalah bukti kesalahpahaman dan bukti ketidaktahuan.
Freud telah belajar  amnesia hipnosis dan histeria tidak absolut tetapi relatif dan bahwa dalam menutupi ingatan yang hilang, lebih banyak, jenis yang tidak terduga, sering ditemukan. Yang lain juga sudah pergi sejauh ini, dan berhenti. Tetapi penyelidik ini memutuskan bahwa tidak ada yang mustahil kecuali melangkah lebih jauh dari itu untuk membuatnya berhenti mendesak para pasiennya untuk melakukan penelitian yang cermat terhadap wilayah-wilayah tak sadar dari ingatan dan pikiran mereka, seperti yang belum pernah dibuat sebelumnya.Â
Setiap spesies pelupa, bahkan pelupa dari masa kecil, dibuat untuk menghasilkan simpanan pengetahuan tersembunyi; mimpi, meskipun tampaknya absurd, ditemukan sebagai penafsir dari berbagai kelas pemikiran, aktif, meskipun ditekan karena tidak selaras dengan kehidupan kesadaran yang dipilih; lapis demi lapis, motif-motif baru yang melandasi motif-motif dibentangkan, dan minat masing-masing pasien sangat dicantumkan dalam tugas belajar mengenal dirinya agar lebih benar dan bijaksana untuk "menyublimkan" dirinya sendiri. Berangsur-angsur pekerja lain bergabung dengan sabar dalam usaha yang melelahkan ini, yang sekarang berlaku, bagi mereka yang telah berusaha keras untuk memahaminya, sejauh ini merupakan gerakan paling penting dalam psikopatologi.
Sentimen yang mengilhami sikap bermusuhan terhadap studi tentang kehidupan seksual ini masih aktif, meskipun semakin jarang terjadi. Ada yang menyatakan membahas ini adalah dosa, buku kafir, dan tidak cocok bagi manusia membahas yang melanggar moral dan tidak pantas didiskusikan. Sekalipun demikian di Indonesia gambaran filsafat seksuasi ada di sejarah Candi Sukuh jauh lebih vulgar, dan lebih dalam pada semua aspek.Â
Jika mau lebih sabar dan tidak emosi, dan dewasa secara rasional ternyata makna seks [alat seks penis vagina] tidak pakai otak kotor, ngeres, dan curang; sesungguhnya didalamnya ada unsur keluhuran manusia sebagai ontology semua yang ada dalam realitas semuanya. Entah disebut makrokosmos, mikrokosmos atau apapun semua sebenarnya hanya bentuk kedalaman batin manusia untuk menyatakannya dalam bahasa.