Pandangan Freud tentang wanita dan seksualitas wanita jelas berpusat pada phallic,  membuat penjelajahannya menjadi seksualitas wanita sangat terbatas. Sangat menarik untuk dicatat bahwa meskipun bekerja dengan pasien wanita dan psikoanalis, termasuk putrinya Anna, teori Freud tentang seksualitas perempuan tetap dibatasi dan berpusat pada laki-laki. Dia juga menjadi mangsa seksisme umum pada waktu itu, menulis bahwa pada pria saja adalah "kehidupan seksual  dapat diakses untuk investigasi, sedangkan pada wanita itu terselubung dalam kegelapan yang tak tertembus, sebagian sebagai akibat dari kerdil budaya dan sebagian karena keengganan konvensional dan ketidakjujuran perempuan "(Freud, 1905).
Sigmund Freud (1856-1939) tentang  wanita dan seksualitas  sedemikian rupa tampaknya menyusahkan bukan hanya karena  merawat banyak pasien wanita, tetapi karena teorinya masih sangat lazim hingga saat ini, terus memengaruhi psikolog dan seksolog. Â
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H