Nilai pengalaman harus dinilai dari pengaruh pengalaman terhadap masa kini individu, masa depan mereka, dan sejauh mana individu dapat berkontribusi pada masyarakat.
John Dewey mengatakan  begitu kita memiliki teori pengalaman, maka sebagai pendidik dapat mengatur tentang semakin mengatur materi pelajaran kita dengan cara yang memperhitungkan pengalaman masa lalu siswa, dan kemudian memberi mereka pengalaman yang akan membantu untuk membuka, daripada ditutup, akses seseorang ke pengalaman pertumbuhan masa depan, sehingga memperluas kemungkinan kontribusi orang tersebut kepada masyarakat.
John Dewey meneliti teorinya pengalaman dalam terang masalah pendidikan praktis, seperti perdebatan antara berapa banyak kebebasan vs disiplin untuk digunakan. John Dewey menunjukkan  teorinya tentang pengalaman (kontinuitas dan interaksi) dapat menjadi panduan yang berguna untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Sepanjang, ada penekanan kuat pada kualitas subjektif dari pengalaman siswa dan perlunya bagi guru untuk memahami pengalaman masa lalu siswa agar dapat secara efektif merancang serangkaian pengalaman pendidikan yang membebaskan untuk memungkinkan orang untuk memenuhi potensi mereka sebagai anggota masyarakat.
bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H