Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Episteme Ilmu Studi Pellet Dayak Kalimantan

14 Juli 2019   14:37 Diperbarui: 14 Juli 2019   14:39 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam ceitra itu ngokong saya,  dinarasikan bagimana cara membuat ilmu pellet bernama rindu menangis. Jika seandainya mau melakukannya. Bahan utamanya bernama binatang Rindu Menangis [saya tidak tahu bahasa Indonesianya]. Tapi binatang ini bisa ditemukan dihutan liar berbentuk mirip kupu-kupu [ngengat] dan bisanya hinggap dibatang pohon besar berdiam diri. Jika dipegang maka tubuhnya mengeluarkan banyak macam benda putih seperti bedak body powder. Tinggal tangkap saja, pada hari Jumat bisanya atau Jumat legi jika tidak Jumat Kliwon tergantung hitungan wetonnya. Binatang ini harus dimasukkan dalam botol [bahasa dayak disebut "cupu awai"]  dicampur dengan minyak asli kepala buatan sendiri.

Jika mungkin buah kelapanya adalah buah kepala hijau yang baru pertama kali berbuah, dan buah kepala posisinya haru menghadap Timur atau jika tidak menghadap selatan.  Setelah dua bahan itu selesai dan dimasukkan dalam [bahasa dayak disebut "cupu awai"]  maka harus dibaca matra tertentu [maaf tidak saya tulis]. Jika tidak bisa membuat mantra maka minyak tersebut bisa diikat atau digantung pada {balai adat] bernama Tihang Lalu. Apa itu Tihang Lalu adalah tiang rumah adat dayak {Balai] untuk upacara Ijambe. Bisanya memakan waktu 3 hari sudah cukup. Sekarang jika minyaknya berbentuk wangi, berlimpah atau bertambah banyak artinya minyak tersebut sakti; jika sebaliknya maka minyak tersebut gagal.

Bagimana cara menggunakannya. Cara menggunaknya gampang sekali, tinggal ambil minyak sedikit, dan taruh dijari telunjuk kemudian oleskan pada belakang leher lawan jenis. Gerakannya dari arah kiri ke arah kanan. Hasilnya luar bisa seseuai namanya {Rindu Menangis] pasti semua manusia paham maknanya.  Penggunaannya hanya atas restu alam semesta, niat baik, dan ketulusan hati palimg dalam.  Selamat melestarikan budaya Nusantara,  dan Indonesia memang unik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun