Episteme Makhluk Astral [4]
Setelah pada tulisan [1,2,3,] dibagian sebelumnya secara pendahuluan saya sudah menguraikan rincian umum sehingga memungkinkan Episteme Makhluk Astral memperoleh tempat untuk layak dilakukan ekskursus public dalam wacana tulisan ini. Pertanyaan epistemenya adalah bagimana rerangka pemikiran Makhluk Astral menjadi mungkin dijelaskan.
Makhluk Astra sering disebut sebagai goib, dedemit, atau apapun namanya anonim, tersembunyi, terselubung, terenkripsi, buram, bawah tanah, tersembunyi, tidak dapat dipahami, tersembunyi di depan mata. Studi tembus pandang  menyebutnya sebagai bidang studi  tentang penampilan.
Maurice Jean Jacques Merleau Ponty (1908-1961), filsuf Prancis dan intelektual publik, adalah pendukung akademis terkemuka eksistensialisme dan fenomenologi di Perancis pascaperang. Terkenal karena karyanya yang orisinal dan berpengaruh pada perwujudan, persepsi, dan ontologi, ia juga memberikan kontribusi penting pada filsafat seni, sejarah, bahasa, alam, dan politik.Â
Terkait dengan tahun-tahun awalnya dengan gerakan eksistensialis melalui persahabatannya dengan JeanPaul Sartre dan Simone de Beauvoir, Merleau  Ponty memainkan peran sentral dalam penyebaran fenomenologi, integrasikan dengan psikologi Gestalt, psikoanalisis, Marxisme, dan Saussurian ilmu bahasa.Â
Pengaruh besar pada pemikirannya termasuk Henri Bergson, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Max Scheler, dan Jean-Paul Sartre, serta ahli saraf Kurt Goldstein, ahli teori Gestalt seperti Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka, dan tokoh sastra termasuk Marcel Proust, Paul Claudel, dan Paul Valery. Pada gilirannya, ia memengaruhi generasi pemikir Prancis pascastrukturalis yang menggantikannya, termasuk Michel Foucault, Gilles Deleuze, dan Jacques Derrida, yang memiliki hutang pemikiran kepada Merleau  Ponty.
Saya meminjam melakukan tafsir pada Episteme Makhluk Astral  dengan karya terakhir Merleau  Ponty,  The Visible and the Invisible (diterbitkan pada tahun 1964), membawa proyek rekonsiliasi ke kedalaman baru, dan memang ekstrem baru, untuk memasukkan masa lalu dan sekarang, dan tubuh dan lingkungan sekitarnya.
Dalam sebuah catatan kritikdiri terkenal dari tahun 1959, Merleau  Ponty,  mengaku, "Masalahmasalah yang ditimbulkan dalam [ Fenomenologi Persepsi ] tidak dapat dipecahkan karena saya [aku] mulai dari sana dari perbedaan 'kesadaran'  'objek'." Pada fase terakhir pemikirannya, Merleau  Ponty,  berupaya lebih keras untuk membebaskan diri dari pandangan intensionalitas yang diterima sebagai subjektivitas yang berdiri di luar dan di luar objekobjek yang secara heterogen heterogen dengan itu, dan sebagai penyajian hadiah yang beragam, berbeda tajam dari masa lalu dan momen masa depan dalam temporalitas linear.
Merleau Ponty pada pemikiran Tubuh dan dunia, seperti dulu dan sekarang, sekarang menegaskan, "terjalin" sedemikian rupa sehingga perbedaan konseptual yang tampaknya rapi di antara mereka terikat untuk mengubah dan salah menggambarkan fenomena saat kita benarbenar hidup dan memahaminya dengan cara prakonseptual, prareflektif, pramengartikulasikan.
Gagasan Merleau  Ponty pada tema The Visible and the Invisible bertujuan mengklarifikasi implikasi ontologis dari sebuah fenomenologi yang secara mandiri  menjelaskan keterbatasannya sendiri. Ini membuatnya mengusulkan konsepkonsep seperti "daging" dan "chiasm" yang dianggap banyak orang sebagai kontribusi filosofisnya yang paling bermanfaat.
Daging yang masuk akal  apa yang oleh Merleau  Ponty disebut "kelihatan"; tidak semua ada untuk daging, karena daging sekaligus pada saat yang sama  "menyublimkan" dirinya sendiri ke dalam dimensi "tak kasat mata": supaya  ide daging yang "diperjelas" atau "dimuliakan".