Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Saran Aristotle: Karakteristik Memilih Ibu Kota Terbaik [2]

19 Mei 2019   11:47 Diperbarui: 19 Mei 2019   12:05 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saran Aristotle: Karakteristik Memilih IbuKota Terbaik [2]

Aristotle (384-322SM) dalam bukunya yang berjudul Nicomachean Ethics, menggambarkan kehidupan bahagia   dimaksudkan untuk manusia secara alami karena seseorang hidup sesuai dengan kebajikan. 

Dan pada Politiknya, menggambarkan peran yang harus dimainkan oleh politik dan komunitas politik dalam mewujudkan kehidupan berbudi luhur di masyarakat.

Politik   menyediakan analisis tentang jenis-jenis komunitas politik yang ada pada masanya dan menunjukkan di mana dan bagaimana kota-kota ini gagal dari komunitas ideal warga negara yang berbudi luhur.

Terlepas  dari perhatian yang perlu terhadap masalah militer, ketika mempertimbangkan kota yang ideal, prinsip-prinsip yang telah kita uraikan tentang sifat warga tetap menjadi pusat. 

Bahkan di kota yang ideal, dibangun untuk memenuhi kondisi yang akan kita doakan bersama-sama, kebutuhan akan tugas-tugas tertentu, seperti bertani dan bekerja,  hiburan, tetap ada. 

Oleh karena itu akan ada kebutuhan bagi orang untuk melakukan tugas-tugas ini. Tetapi orang-orang seperti itu seharusnya tidak menjadi warga negara, karena (seperti yang telah kita bahas) mereka tidak memiliki waktu luang dan kecerdasan untuk berpartisipasi dalam mengatur kota.

Mereka bahkan tidak benar-benar bagian warga kota: "Oleh karena itu sementara kota membutuhkan harta, harta bukan bagian dari kota. Banyak hal yang hidup (yaitu budak dan buruh) adalah bagian dari harta. Tetapi kota adalah kemitraan dari orang-orang yang sama, karena demi kehidupan yang terbaik.

Warga tidak bisa menjadi pedagang, buruh, atau petani, "karena ada kebutuhan untuk bersantai baik dengan tujuan untuk menciptakan kebajikan dan dengan pandangan untuk kegiatan politik". 

Jadi semua orang yang tinggal di kota yang bukan warga negara ada di sana untuk kepentingan warga. Setiap tujuan, keinginan, yang mungkin mereka miliki tidak relevan; dalam istilah Etika Immanuel Kant, mereka diperlakukan sebagai sarana bukan tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun