Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Bagiaman alat perang Dayak bergerak sendiri tanpa manusia dan segala macam tindakan mistik diluar nalar umum manusia. Tindakan itu tidak berperikemausian, dan kejam, tetapi itulah realitas yang mesti diingat kembali oleh Punggawa Negara jika ingin memindahkan NKRI di Kalteng. Artinya secara umum Kalteng  (khususnya penduduk lama atau Dayak} memiliki kekuatan mistik atau metafisik yang tidak bisa didamaikan dengan apapun; itu sudah bakat sejak lahir, inheren dalam diri mereka, tubuh mereka, jiwa mereka, dan penolong mereka.  Ada potensi malapetaka jika  dianggap merusak kebudayaan martabat diri, harga diri, dan kebenaran nilai-nilai abstrak.Â
Maka saran saya jika benar-benar ada keputuasan final NKRI pindah ke Kalteng; para punggawa Negara harus memahami kondisi budaya dan kearifan local ini, dan tidak melukai batin sesame warga Negara dan sikap saling menghormati menghargai demi Indonesia lebih baik dan bermartabat. Diperlukan  studi etnografi, dialog, saling pemahaman, inkulturasi budaya, dan penyuluhan kesadaran hukum, keseriusan dalam sikap adil pada semua anak bangsa demi Indonesia lebih baik. #bersambung#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H