Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Memaafkan [4]

25 April 2019   17:27 Diperbarui: 25 April 2019   17:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan alasan  begitu seorang korban menyelesaikan proses tertentu, pengampunan selalu tepat dan diinginkan dari sudut pandang moral, terlepas dari apakah orang yang bersalah bertobat dan terlepas dari apa yang telah [dilakukan atau diderita orang yang berbuat salah]. Tidak ada proses ini, bagaimanapun, korban mengampuni sebelum waktunya, dan karena itu pengampunannya mungkin tidak sesuai dengan harga dirinya sendiri dan karena itu tidak pantas. 

Apakah sikap memaafkan seseorang itu harga diri tergantung sepenuhnya pada apakah korban sendiri menjalani proses tertentu. Menurutnya, pengampunan yang sesuai dengan harga diri tidak bergantung pada tindakan atau sikap orang yang berbuat salah. Proses seperti apa yang dibutuhkan. 

Ada enam elemen umum dari proses ini: pelaku kesalahan harus (1) memulihkan harga dirinya; (2) untuk sepenuhnya menghargai sifat kesalahan dan mengapa itu salah; (3) mengakui perasaan kemarahan dan kesedihannya sebagai dasar dan sah sebagai akibat dari kesalahannya; (4) tidak menahan sesuatu yang perlu dia katakan atau ungkapkan kepada orang yang bersalah tentang kepercayaan dan perasaannya; (5) menilai kembali sifat hubungannya dengan pelaku kesalahan; dan (6) menentukan apakah dia ingin mencari ganti rugi dari pelaku kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun