Analisis Intelligence Dan Pemilu 17/4/2019
Karena secara bakat bawan saya merasakan, dan memiliki intuisi, pengalaman sebagai pendidik dalam bidang artificial neural network [ANN], Fuzzy Logic, Expert System (ES), Artificial intelligence (AI) Â dikaitkan dengan aspek lapisan bawah sadar atau saya sebut sebagai Hidden Layer. Memang tulisan ini tidak dimaksud untuk dipahami, dan sengaja dibuat demikian. Ada 3 lapisan yang bisa dipahami, penjelasan dalam metafora, hermeneutika, semiotika, dan hal-hal yang diluar teks itu sendiri, tetapi ada dalam teks itu sendiri
Ke [1] Secara umum Intelligence adalah kontestasi atau kontelasi tentang data, informasi, pengetahuan, sampai metapengetahuan yang memungkinkan diolah dibuat kemudian dipakai untuk tiga aspek [1] menjelaskan kondisi; [2] memprediksi, atau ounter-part untuk deteksi dini [early warning system]; dan [3] mengendalikan atau sebut kontra intelijen; [4]Â kontra spionase. Maka dimana pun organisasi Negara, pemerintahan, perusahaan, dan entitas bisnis bisa dan mampu menguasi [mendominasi] untuk kepentingannya [utilitarian] hanya jika maka dengan menggunakan kemampuan Intelligence.
Ke [2] Intelligence mengingkatkan kita pada perang troya, tentang kemampuan menyusup dareh lawan, Dua naskah kuno mengenai dunia intelligence dideskripsikan pada troya. Perang ini paling terkenal adalah Illiad, dan Oddyssey karya Homerus. Iliad mengisahkan bagian dari tahun terakhir pengepungan Troya, sedangkan Odisseia menceritakan perjalanan pulang oddsey.  Inspirasi ini adalah episteme ilmiah rasional bagimana  dunia intelligence dirawat dipelihara, dikembangkan, dan mencari celah [atau kelemahan] titik kelemahan lawan, atau menggunakan kawan, demi tujuan harapan dan cita-cita;
Ke [3] Kata Jendral Douglas MacArthur (lahir 26 Januari 1880- meninggal 5 April 1964; bahwa Aku tak dapat memerangi mereka, kalau tak melihat mereka" Atau di Indonesia apa yang dikatakan pada kata-kata 'I Shall Return' yang dalam bahasa Indonesia berarti 'Aku Akan Kembali'. Sejarah memperlihatkan tindakan Jendral Mac Arthur pada tugu bersejarah yang terletak di puncak Ifar Gunung Sentai Papua. Tugu  Perang Dunia II ini didirikan oleh pasukan sekutu Amerika yang pada saat itu dipimpin oleh Jendral Mac Arthur. Dan Jendral Mac Arthur benar-benar kembali dengan strategi perangnya  membuatnya berjaya dengan nama strategi perang 'lompat katak'. Tidak dapat dipungkri bahwa posisi jendral Arthur adalah keberhasilan pada data dan kemampun intelligence oleh peewira intelijennya, major-general Charles A. Willoughby. Charles Andrew Willoughby adalah seorang jenderal besar di Angkatan Darat A.S.,  menjabat sebagai kepala intelijen Jenderal Douglas MacArthur selama sebagian besar Perang Dunia II dan Perang Korea.
Maka kata sederhana dalam dunia intelligent adalah "presisi" dan "efisiensi" dan mebuat ketidakdugaan. Atau dalam istilah lain adalah ketepatan "mempercepat tercapainya kemenangan sedangkan jumlah pengorbanan biaya dapat dikurangi". Kemampuan intelligent dan spionase MacArthur terhadap dirinya sendiri sebagai "Tindakan memperoleh, mengirim, mentransmisikan, berkomunikasi, atau menerima informasi tentang pertahanan nasional dengan maksud, atau alasan untuk informasi tersebut dapat dipercaya digunakan untuk keuntungan Negaranya.
Ke [4] Paradoks intelligent adalah persoalan defector (pembelot), karena sifat pekerjaan yang diliputi kerahasiaan. Ini adalah problem yang selalu muncul dan paling mudah adalah menggunakan instrumentaliasai gender [wanita].  Pada pengalaman  negara yang gencar melakukan spionase, maka  memiliki banyak agen dan intel yang mereka tempatkan di luar negeri. Agen atau intel tersebut ada yang berstatus 'resmi' di bawah perlindungan korps diplomatic, di kantor kedutaan di negara asing untuk menjalin hubungan  dan menjaring informasi dari otoritas atau figur penting di negara setempat.Â
Ada juga pula agen atau aset sipil intelijen alias intel yang berstatus 'rahasia', tidak resmi dan tanpa perlindungan diplomatik. Screat operation beroperasi secara diam-diam, di bawah radar pantauan, dan menggunakan identitas palsu. Paradoks muncul ketika manusia disebut intelligent tadi melakukan apa yang disebut sebagai agen ganda, membelot tidak setia pada bangsa negaranya, atau membocorkan informasi rahasia ke pemerintah negara asing. Alasannya bisa psikilogi, ekonomi, martabat, atau ketidaksadaran yang tidak mampu dikendalikan bahkan keselamatan kelompok demi terbebas dari jerat hukum.Â
Kasus Alexander Perepilichnyy, Sergei Skripal, Alexander Litvinenko adalah contoh paradox pada tugas penugasan intelligent. Â Sipionase memiliki adalah tindakan untuk memperoleh (biasanya melalui metode rahasia) informasi yang tidak ingin dimiliki oleh musuh. Spionase secara inheren bersifat rahasia , dan pemegang informasi yang sah dapat mengubah rencana atau mengambil tindakan pencegahan lain begitu diketahui informasi tersebut berada di tangan yang tidak berwenang. Atau disebut "tradecraft" yang digunakan untuk mengumpulkan informasi ini.Â
Seorang pembelot adalah orang yang menyerahkan kesetiannya kepada satu negara dengan imbalan kesetiaan kepada negara lain, dengan cara yang dianggap tidak sah oleh negara pertama. Secara lebih luas, melibatkan meninggalkan seseorang, , atau doktrin yang mengikat seseorang dengan ikatan tertentu, karena kesetiaan atau kewajiban.